Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat bergerak melemah hingga siang ini, Rabu (22/1/2014).
Analis PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan rupiah dibayangi kekhawatiran pasar akan berlanjutnya pengurangan stimulus (tapering off) oleh bank sentral AS the Federal Reserve.
“Rupiah kembali dibayangi oleh kekhawatiran berlanjutnya kebijakan tapering Federal Reserve menjelang pertemuan FOMC pada 28-29 Januari,” kata Zulfirman dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (22/1/2014).
Dia mengatakan level Rp12.175 dan Rp12.275 per dolar AS (tertinggi 18 Desember dan 7 Januari) merupakan resisten. Sementara itu Rp12.105 dan Rp12.000 per dolar AS (harga terendah 21 Januari dan level psikologis) akan menjadi support.
Pada grafik harian, ujarnya, turunnya indikator MACD dapat menyediakan kesempatan penguatan rupiah untuk sementara waktu. Namun sentimen pelemahan rupiah masih terjaga, karena terperangkap di dalam channel bullish. Berada di atas moving average (MA) 50-100-200, dan naiknya indikator Stochastic.
“Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp12.105 hingga Rp12.175 per dolar AS untuk hari ini,” kata Zulfirman .
Kurs Tengah Dolar AS-Rupiah
22 Januari | 12.149 |
21 Januari | 12.122 |
20 Januari | 12.110 |
17 Januari | 12.127 |
16 Januari | 12.117 |
15 Januari | 12.077 |
Sumber: Bank Indonesia, 2014