Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada pagi ini menguat tipis dan masih bertengger di atas Rp12.200 per dolar AS, meski pemerintah telah menawarkan obligasi valas senilai US$3 miliar.
Analis PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan jika tingkat suku bunga yang ditawarkan obligasi valas masih dibawah inflasi, maka akan mempengaruhi ketertarikan asing untuk membelinya.
“Apalagi dibayangi kemungkinan tapering (pengurangan stimulus oleh bank sentral AS The Federal Reserve),” kata Zulfirman saat dihubungi hari ini, Rabu (8/1/2014).
Zulfirman mengatakan kalangan investor juga tengan menunggu sejumlah data ekonomi yang mempengaruhi pasar yang dirilis pada pekan ini.
Data tersebut antaral lain FOMC Minute, pertemuan petinggi bank sentral Eropa dan bank sentral Inggris, dan rilis tenaga kerja AS.
“Pasar akan tunggu hasil dari penerbitan obligasi valas tersebut, tapi setidaknya hal itu bisa meredam laju dolar AS terhadap rupiah (seperti terjadi hari ini),” kata Zulfirman.
Seperti diketahui pemerintah tancap gas mengejar pendanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dengan menerbitkan obligasi berdenominasi valas bertenor 10 tahun dan 30 tahun senilai US$3 miliar.
Pergerakan Rp/US$
Tanggal | Rp/US$ |
Pk. 08.41 WIB (7/1) | 12.231 |
Pk. 08.05 WIB (8/1) | 12.233 |
Buka 8/1 | 12.238 |
7/1 | 12.238 |
Sumber: Bloomberg Dollar index, 2014