Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Lelang SUN Dinilai Mahal, Ini Kata Menkeu

Pemerintah meyakini mahalnya penerbitan surat utang negara perdana tahun ini wajar karena menyesuaikan dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury yang kini mengarah ke level 3%.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah meyakini mahalnya penerbitan surat utang negara perdana tahun ini wajar karena menyesuaikan dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury yang kini mengarah ke level 3%.

Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan pemerintah harus realistis dengan kondisi saat ini yang mencerminkan situasi sebelum 2009 saat pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) tahap I belum diluncurkan the Fed. Saat itu, imbal hasil SUN bertenor 10 tahun berkisar 8%-9%.

“Saya sebetulnya sudah bilang bahwa kalau US Treasury-nya 3%, lihat yield kita pada 2009. Kalau US Treasury 3%, yield bond kita memang sekitar ini,” katanya, Selasa (7/1/2013).

Imbal hasil US Treasury 10 tahun, lanjutnya, ke depan akan menentukan ke mana arah pergerakan yield SUN.

Namun, untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan APBN pada penerbitan obligasi, pemerintah akan mencanangkan private placement melalui penempatan dana haji dalam surat berharga syariah negara (SBSN).

Dalam lelang lima seri SUN yang digelar Selasa (7/1/2014), pemerintah memenangkan Rp10 triliun atau memenuhi target indikatif dari penawaran yang masuk senilai Rp29,6 triliun.

Namun, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pemerintah sangat tinggi, yakni 8,64% untuk seri FR0069 bertenor 5 tahun; 9,18% untuk seri FR0070 bertenor 10 tahun dan 9,59% untuk FR0068 bertenor 20 tahun.

Padahal, pemerintah menawarkan yield jauh lebih rendah, yakni 7,875% untuk seri FR0069 dan 8,375% untuk seri FR0070 dan FR0068.

Chatib menilai lelang SUN hari ini cukup positif, terlihat dari penawaran yang masuk yang hampir 3 kali oversubscribed. "Artinya, demand terhadap bond kita masih cukup tinggi. Itu menunjukkan kepercayaan yang masih tinggi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper