Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, WIKA Tunda Proyek Pembangkit Listrik

Kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menunda sejumlah proyek pembangkit listrik akibat nilai tukar rupiah yang terus melemah tahun ini.n
Bisnis.com, JAKARTA—Kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menunda sejumlah proyek pembangkit listrik akibat nilai tukar rupiah yang terus melemah tahun ini.
 
Direktur Utama Wijaya Karya (Wika) Bintang Perbowo menuturkan BUMN Karya ini menganggarkan belanja modal untuk proyek tersebut sebesar Rp645 miliar, tetapi baru terserap Rp106,2 miliar hingga 30 September 2013.
 
Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah memengaruhi pembelian peralatan sehingga menyebabkan nilai investasi proyek melonjak. 
 
“Kami akhirnya menghentikan beberapa proyek power plant karena faktor rupiah ini, apalagi pekan kemarin sempat menyentuh Rp12.000 per dollar AS,” ujarnya, Rabu (4/12/2013).
 
Selain itu, beberapa ekspansi yang tertunda lainnya adalah infrastruktur minyak dan gas belum terserap dari rencana semula Rp60 miliar.
 
Secara keseluruhan, Wika pun memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini dari rencana awal Rp1,78 triliun menjadi hanya Rp700 miliar atau 40% dari target karena tertundanya akuisisi perusahaan aspal serta proyek infrastruktur dan properti.
 
Perseroan mencatat baru menyerap anggaran Rp480 miliar per 30 September 2013.
 
Pada awalnya, belanja modal yang disiapkan tahun ini digunakan untuk pengembangan usaha sebesar Rp898 miliar, akuisisi dan penyertaan senilai Rp213,6 miliar, dan investasi aset tetap sebesar Rp192,9 miliar.
 
Dia menambahkan dari dana akuisisi dan penyertaan senilai Rp213,6 miliar itu, perseroan baru menyerap Rp24,9 miliar atau 11,6% dari target.
 
Salah satu pengembangan usaha yang tertunda dari alokasi dana akuisisi dan penyertaan itu adalah rencana perseroan untuk mengakuisisi produsen aspal pelat merah PT Sarana Karya (Persero).
 
Sebelumnya, perseroan sempat menargetkan proses akuisisi dapat dilakukan pertengahan tahun, tetapi akhirnya ditunda menjadi akhir tahun ini.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper