Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures menilai investor masih khawatir dengan potensi pengurangan pemberian stimulus bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve, sehingga menjadi sentimen utama penekan rupiah.
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan keyakinan investor stimulus bakal dikurangi tahun ini juga menebal setelah ke luarnya data di akhir pekan yang menunjukan berlanjutnya ekspansi sektor manufaktur AS.
Di samping itu, ujarnya, data Indonesia yang dirilis BPS mengisyaratkan masih adanya hambatan bagi kinerja rupiah. Yaitu dengan inflasi yang masih berada di level tinggi, dan neraca perdagangan yang kembali defisit.
“Pada grafik harian, naiknya indikator MACD dan Stochastic dapat menambah tekanan pelemahan bagi rupiah,” kata Zulfirman dalam analisanya hari ini, Senin (4/11/2013).
Berikut sentimen yang menekan nilai tukar rupiah atas dolar AS:
- Investor masih khawatir dengan potensi pengurangan pemberian stimulus Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang, setelah data di akhir pekan menunjukan berlanjutnya ekspansi sektor manufaktur AS
- Data Indonesia yang dirilis Jumat (1/11/2013) mengisyaratkan masih adanya hambatan bagi kinerja rupiah, dengan inflasi yang masih berada di level tinggi dan neraca perdagangan yang kembali defisit
- Investor juga waspada menanti data PDB Indonesia pada Rabu (6/11/2013), yang dapat menegaskan berlanjutnya perlambatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut
Seperti diketahui mengawali pekan ini, Senin (4/11/2013), nilai tukar rupiah masih ditransaksikan melemah terhadap dolar AS, Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,42% ke Rp11.383 per dolar AS pada pukul 08.01 WIB.