Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun ke level terendah dalam empat bulan setelah stok AS meningkat dan dolar AS menguat terhadap euro.
Harga komoditas tersebu turun hingga hari ketiga. Sedangkan cadangan naik ke 383,9 juta pekan lalu atau yang tertinggi sejak Juni, menurut Lembaga Informasi Energi AS.
Euro melemah ke level terendah dalam enam bulan terhadap dolar AS setelah inflasi di zona euro tanpa terduga melemah. Adapun selisih harga WTI terhadap Brent menyusut dari titik terlebar dalam 7 bulan setelah produksi Libia meningkat.
“Amerika Serikat kelebihan minyak dan sepertinya harga akan di bawah US$100,” ujar Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research di Massachussets sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (1/11/2013).
Dia menambahkan bahwa jika ada data penurunan permintaan dalam beberapa pekan ke depan maka harga akan bisa menyentuh US$90.
WTI untuk pengiriman Desember turun 39 sen atau 0,4% menjadi US$96,38 per barel di bursa New York Mercantile Exchange atau yang terendah sejak 26 Juni. Sementara itu, volume seluruh kontrak tercatat 4,9% di bawah rata-rata 100 hari pada pukul 15.23 waktu setempat atau pukul 02.23 WIB.
Brent untuk pembayaran Desember turun US$1,02 atau 0,9% menjadi US$108,84 per barel di bursa London, sedangkan volume kontrak tercatat 4,1% di atas rata-rata 100 hari.