Bisnis.com, JAKARTA— Pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat hari ini, Rabu (30/10/2013), dipengaruhi tingkat kewaspadaan investor yang menanti hasil pertemuan bank sentral Federal Reserve yang berlangsung 2 hari.
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan pasar juga berhati-hati menanti data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis pada 1 November 2013.
“Dari sisi fundamental, investor terlihat waspada menanti hasil pertemuan Federal Reserve yang mungkin dapat berikan petunjuk kapan bank sentral AS akan mulai kurangi pemberian stimulusnya,” kata Zulfirman dalam analisanya hari ini.
Zulfirman mengatakan pada grafik harian, naiknya indikator MACD dan Stochastic dapat menambah tekanan pelemahan bagi rupiah.
Sentimen pelemahan rupiah tetap ada selama dolar AS dan rupiah terperangkap di dalam channel bullish, dan berada di atas MA100-200.
Namun, ujarnya, keberhasilan rupiah stabil di bawah Moving Average (MA) 50 dapat mengurangi tekanan pelemahan.
Seperti diketahui Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah pada level Rp11.161 per dolar AS pada hari ini (30/10/2013).
Patokan nilai tersebut melemah 0,77% dibandingkan dengan patokan kurs tengah kemarin pada level Rp11.076 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah juga terpantau melemah 0,96% ke Rp11.210 per dolar AS pada pukul 12.20 WIB.