Bisnis.com , NEW YORK – Kenaikan permintaan cokelat di Asia pada 2014 diproyeksikan akan melampaui peningkatan di pasar global sebesar 2,1% di tengah reli harga kakao ke level tertinggi dalam hampir 2 tahun.
CHART OF THE DAY menunjukkan penjualan panganan cokelat di Asia Pasifik akan naik 5,4% tahun depan, lebih dari dua kali lipat sejak 1999, demikian data dari Euromonitor International Ltd.
Sebaliknya, penjualan di Amerika Utara diperkirakan turun 0,1% pada 2014, melengkapi penurunan 9,9% dalam 15 tahun.
International Cocoa Organization mengatakan pada 27 September bahwa pengolahan bahan utama cokelat akan melebihi panen kacang global yang sebanyak 70.000 metrik ton pada periode setahun mulai 1 Oktober.
Jean- Marc Angga, direktur eksekutif International Cocoa Organization, mengatakan prospek cokelat terpicu oleh lonjakan permintaan kelas menengah China. Konsumsi di Asia berkembang karena pendapatan meningkat.
"Ada kecenderungan jangka panjang di tempat kerja," kata Paul Christopher, kepala strategi internasional St Louis di Wells Fargo Advisors LLC, yang mengelola US$1,3 triliun.
"Ini salah satu daerah di mana Anda dapat melihat permintaan pangan terus meningkat, terutama di sektor-sektor yang sebelumnya tidak memiliki banyak pijakan di Asia.”
Tahun ini, kakao berjangka telah naik 21%, terbesar di antara 24 bahan baku dalam Standard & Poor GSCI Spot Indeks.
Cuaca yang lebih kering dari normal merusak tanaman di Afrika Barat, yang menghasilkan 70% panen kakao global. Kemarin, harga untuk pengiriman Desember mencapai US$2.710 per ton di ICE Futures AS di New York, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 8 November 2011.
Biaya kakao diprediksi kembali meningkay sampai petani meningkatkan penanaman musim depan, kata Christopher. Indonesia, penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, dapat menjadi pembeli bersih pada tahun depan karena perusahaan domestik memproses lebih banyak kacang untuk membuat cokelat, demikian kelompok industri lokal.