Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badai Tropis Karen Dorong Minyak ke US$103,84/Barel

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), menyusul penurunan produksi di Teluk Meksiko karena perusahaan-perusahaan minyak mengevakuasi pegawainya menjelang kedatangan Badai Tropis Karen.

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), menyusul penurunan produksi di Teluk Meksiko karena perusahaan-perusahaan minyak mengevakuasi pegawainya menjelang kedatangan Badai Tropis Karen.

Kontrak utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, ditutup pada US$103,84 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 53 sen dari tingkat penutupan Kamis.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan Eropa, naik 46 sen menjadi menetap pada US$109,46 per barel di perdagangan London.

Badai Tropis Karen bergelora menuju Pantai Teluk AS pada Jumat, dengan peramal memperingatkan banjir dan hujan deras pada akhir pekan ini di beberapa negara bagian, termasuk Louisiana dan Florida.

"Pasar pasti mendapatkan beberapa dukungan dari badai tropis yang akan memasuki kawasan Teluk Meksiko pada akhir pekan," kata Phil Flynn dari The Price Futures Group.

Para analis mengatakan bahwa badai diperkirakan akan bergerak di atas kawasan penyulingan dan produksi yang sensitif di sepanjang Pantai Teluk.

"Saya tidak berpikir ada orang yang percaya akan terjadi kerusakan besar. Tetapi kita sedang melihat beberapa evakuasi sebagai tindakan pencegahan yang akan memperketat pasokan dalam beberapa minggu mendatang," katanya.

Raksasa minyak Inggris BP, misalnya, mengatakan telah mulai mengevakuasi para pekerja yang tidak penting pada Rabu dan menghentikan produksi di perairan dalam Teluk Meksiko.

Sementara itu, pedagang terus mengawasi penutupan sementara kegiatan (shutdown) pemerintah AS selama kebuntuan masalah anggaran yang dimulai Selasa. Demokrat dan Republik masih jauh dari menyetujui kompromi pendanaan yang akan memungkinkan pemerintah kembali beroperasi secara penuh.

"Keputusan penutupan akan memiliki efek minimal terhadap energi selain mungkin pengaruh 'bullish' yang sangat moderat terhadap dolar AS yang lebih lemah," kata Jeffrey Dawkins dari The FQ Group.

Melemahnya dolar cenderung meningkatkan permintaan untuk minyak yang dihargakan dalam dolar, mendorong naik harga minyak.

Di tempat lain di pasar minyak, sebuah badan pemerintah AS meramalkan Amerika Serikat bisa melampaui Rusia dan Arab Saudi sebagai produsen tunggal minyak bumi dan gas alam terbesar di dunia pada tahun ini.

Sementara AS yang kurang lebih bahkan bersama Rusia sebagai produsen utama pada 2012 dari gabungan dua bahan bakar hidrokarbon, masih tertinggal jauh dari Arab Saudi sebagai produsen minyak bumi terbesar.

Tetapi dibantu oleh "booming" patahan hidrolik, atau "fracking", produksi dari deposit serpih, AS akan melampaui Saudi dalam minyak pada 2013, membuat AS menjadi pemimpin dunia dalam setiap bahan bakar, kata Badan Informasi Energi AS.(antara/afp/yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper