Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi dan BI Rate Naik, Pertumbuhan Pendapatan Summarecon Melambat 10%

Bisnis.com, JAKARTA – PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) memprediksi perlambatan pertumbuhan pendapatan hingga 10% pada semester II/2013, setelah pengumuman inflasi dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Bisnis.com, JAKARTA – PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) memprediksi perlambatan pertumbuhan pendapatan hingga 10% pada semester II/2013, setelah pengumuman inflasi dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Direktur Utama Summarecon Johanes Mardjuki menjelaskan meskipun akan terjadi perlambatan pertumbuhan, tapi pihaknya optimistis target marketing sales tahun ini sebesar Rp4,5 triliun bisa tetap tercapai.

“Kenaikan BI rate dan suku bunga KPR pasti berpengaruh pada penjualan kami, tetapi hal tersebut tidak begitu signifikan yang pasti akselerasi pertumbuhan kami akan tersendat,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (2/9/2013).

Perlambatan pertumbuhan tersebut, menurut Johanes berpengaruh pada sektor property development, karena daya beli masyarakat akan berkurang. Meski demikian dirinya masih optimistis penjualan di daerah Jabodetabek masih tetap potensial.

Sementara itu sektor property investment dinilai lebih kebal terhadap fluktuasi suku bunga, untuk itu aset Summarecon berupa tiga mal di Kelapa Gading, Serpong dan Bekasi akan tetap memberikan kontribusi yang cukup baik.

Johanes juga menilai perlambatan pertumbuhan tersebut akan berpengaruh pada kenaikan harga jual properti tahunan. Menurutnya rata-rata pertumbuhan harga jual properti dalam 3 tahun terakhir mencapai angka 30%.

“Pasti akan ada kenaikan harga tetapi tidak akan setinggi rata-rata pertumbuhan tahunan, apalagi perlambatan pertumbuhan ini kami prediksi sampai tahun depan,” imbuhnya.

Hingga Juli, Summarecon telah mencatat marketing sales senilai Rp2,9 triliun, sementara itu sepanjang semester I/2013 Summarecon mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 25,49% menjadi Rp1,92 triliun dari Rp1,53 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu laba bersih emiten properti tersebut naik 77,85% atau Rp608,99 miliar, naik signifikan dari Rp342,41 miliar pada periode sama tahun lalu. Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh kontribusi property development dengan persentase 76% dan property investment sebesar 24%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper