Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencetak rugi bersih sebesar US$11,3 juta (setara dengan Rp114 miliar) sepanjang semester I 2013 atau turun 221,3% dari realisasi rugi bersih periode yang sama tahun lalu US$3,54 juta (setara dengan Rp36 miliar.
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar menuturkan penurunan kinerja itu sejalan dengan investasi yang sedang dilakukan perseroan sepanjang tahun ini, terutama untuk anak perusahaan yang masih berada dalam tahap awal pengembangan.
Padahal, perseroan membukukan pendapatan operasi sebesar US$1,72 miliar (sekitar Rp18 triliun) sepanjang semester pertama tahun ini, atau meningkat 14,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,51 miliar (setara dengan Rp16 triliun).
Secara konsolidasi, Garuda Indonesia mencatat laba usaha (operating income) sebesar US$14,3 juta pada paruh pertama tahun ini, relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lallu sebesar US$14,4 juta.
“Namun, laba periode berjalan tercatat negatif US$10,7 juta,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (30/8/2013) malam.
Sepanjang semester pertama tahun ini, Garuda Indonesia sebagai induk perusahaan membukukan laba usaha (operating income) sebesar US$43,6 juta, atau tumbuh 736% dibandingkan dengan capaian semester I tahun lalu.