Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terpuruk, Fitch Ratings Ingatkan Emiten Telekomunikasi

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat utang internasional Fitch Ratings merilis profil utang perusahaan sektor telekomunikasi Indonesia sebagian besar akan terpengaruh oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang terdepresiasi mencapai 10% sejak Februari-Agustus

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat utang internasional Fitch Ratings merilis profil utang perusahaan sektor telekomunikasi Indonesia sebagian besar akan terpengaruh oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang terdepresiasi mencapai 10% sejak Februari-Agustus 2013.

Associate Director Fitch Ratings Singapore Pte Ltd, Nitin Soni, mengatakan pihaknya meyakini kombinasi dari kontrak lindung nilai, periode utang jangka panjang dan profil utang yang kuat akan mencegah terjadinya peringkat negatif pada sektor telekomunikasi RI dalam jangka pendek.

 

Meski demikian, sebagian besar arus kas atau free cash flow (FCF) sektor telekomunikasi akan terpengaruh pada 2013 oleh beban bunga yang lebih tinggi dan belanja modal, bagian penting yang menyertakan valas.

 

Operator telekomunikasi kedua terbesar di Indonesia PT Indosat Tbk yang memiliki rating BBB dengan prospek stabil, terkena depresiasi rupiah paling besar karena 43% dari total utangnya berdenominasi dolar AS atau sekitar US$950 juta, dan hanya 25% yang telah di-hedging.

“Marjin operasional EBITDA Indosat pada 2013 diperkirakan menurun 100 basis poin karena komponen penting yakni pembayaran sewa menara pemancar dalam bentuk valas,” ungkapnya, Selasa (27/8/2013).

Kendati demikian, penurunan peringkat tidak mungkin terjadi dalam jangka pendek mengingat kemampuan Indosat untuk mengakses pasar modal.

Selain itu, dukungan dari induk usahanya Ooredoo yang memiliki rating A+ dan berprospek stabil juga cukup kuat. Hal itu dibuktikan dengan adanya klausul cross-default dalam dokumen pinjaman terakhir. Selanjutnya, perseroan hanya memiliki utang sebesar US$70 juta yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan rerata tenor utang berada di kisaran 4,9 tahun.

Sementara pemimpin pasar, Telkom, yang memiliki rating BBB dan prospek stabil terisolasi dari depresiasi rupiah, karena hanya memiliki utang valas US$180 juta atau 12% dari total utang.

Telkom memiliki profil kredit yang lebih kuat dibanding perusahaan di sektor sejenis dengan aliran dana operasional atau funds flow from operations FFO adjusted net leverage 0,5x sampai akhir Juni 2013.

Perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga XL Axiata Tbk juga dalam posisi nyaman dengan utang valas yang hanya US$310 juta atau 19% dari total utang dan 92%-nya telah dilindung nilai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper