Bisnis.com, JAKARTA-Tak seperti periode sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan hanya melaporkan kondisi pasar keuangan kuartal II 2013 melalui secarik pengumuman tanpa mengadakan pertemuan media.
"Sehubungan dengan satu dan lain hal, konferensi pers terkait laporan triwulan II 2013 OJK dibatalkan." demikian tertulis dalam keterangan yang dirilis Senin malam (26/8).
Otoritas tertinggi pasar keuangan Indonesia sepertinya enggan ambil pusing dengan rentetan pertanyaan yang diajukan awak media terkait kondisi moneter yang tengah mengalami ujian saat ini. Padahal pelaku pasar membutuhkan solusi strategis OJK sebagai regulator yang memiliki kewenangan untuk meredakan gejolak yang terjadi saat ini.
Dalam laporan tertulisnya, OJK mengungkapkan sejumlah solusi yang konservatif untuk menahan risiko yang timbul di pasar keuangan.
“Menyikapi tekanan pasar keuangan, OJK mengaku menyiapkan langkah-langkah untuk memitigasi risiko yang dapat timbul,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad.
Dia menyampaikan OJK akan aktif memantau kinerja industri sektor jasa keuangan termasuk melakukan pengawasan agar stabilitas sistem keuangan tetap terjaga.
Program strategi OJK, lanjutnya, mencakup integrasi pengaturan dan pengawasan, kapasitas pengaturan dan pengawasan, ketahanan dan kinerja sistem keuangan, serta stabilitas sistem keuangan.
Selain itu, terdapat pula upaya memperbaiki tata kelola dan manajemen risiko lembaga keuangan, edukasi dan perlindungan konsumen, sumber daya manusia, serta tata kelola internal dan quality assurance.
OJK mengklaim telah mempersiapkan metodologi penilaian kecukupan modal dan likuiditas secara konglomerasi, dan mengembangkan metodolosi sistem pemeringkat tingkat kesehatan untuk konglomerasi keuangan yang terintegrasi dan berbasis risiko.
Selain itu, pihaknya juga mengaku telah mengembangkan sistem informasi pengawasan yang mampu menghasilkan laporan keuangan konsolidasi, perhitungan rasio kecukupan modal dan rasio prudential lain secara konsolidasi.
OJK melaporkan sampai pertengahan kuartal II 2013 kondisi perekonomian global dan domestik masih menunjukkan perkembangan positif. Namun memasuki Juni 2013, keadaan berbalik seiring dengan perubahan sentimen akibat meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terutama akan kelangsungan kebijakan stimulus Federal Reserve.
Selain isu pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat, indikasi perbaikan ekonomi global yang berjalan lambat juga mempengaruhi pembalikan sentimen pasar.
Pada kuartal II, pasar saham mengalami tekanan terutama imbas pelepasan saham oleh nonresident sehingga IHSG merosot 2% dan ditutup pada posisi 4.818.
Kondisi yang sama juga terjadi di pasar utang, meskipun sepanjang kuartal kedua masih mencatat net buy olleh investor asing, namun terjadi pelepasan yang besar oleh investor asing pada Juni yang mendorong peningkatan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah di semua tenor.