MELBOURNE - Harga kedelai tercatat merosot selama 4 hari berturut-turut ke level terendahnya dalam 17 bulan setelah pasokan dari AS menurun dan kondisi cuaca mendongkrak produksi jagung.
Kontrak kedelai untuk pengiriman November anjlok 1,2% menjadi US$12,09 per bushel di Chicago Board of Trade, harga terendah sejak Februari 2012. Bursa berjangka kedelai berada pada level US$12,17 pukul 10:19 waktu Singapura hari ini, Jumat (26/7/2013). Adapun harga kedelai minggu ini tercatat turun 4,5%, terendah sejak awal Juni.
Luke Mathews, commodity strategist Commonwealth Bank of Australia, mengatakan ada 2 hal yang mempengaruhi kondisi bearish pasar bijih minyak nabati.
“Perpaduan antara perlambatan ekspor produk berbasis kedelai dan prospek produksi bijih minyak nabati, seperti jagung, yang bagus mempengaruhi kondisi bearish pasar,” kata Mathews.
Data Departemen Pertanian AS (USDA) menunjukkan, kedelai jatuh 14% tahun ini. USDA menyatakan, ekspor kedelai dari pertengahan bulan ini anjlok 32% menjadi 82,231 ton. Sementara itu, ekspor minyak dan makanan berbahan baku kedelai jatuh ke titik terendah untuk periode pasar per 1 Oktober.
Menurut USDA, total ekspor produk makanan kedelai AS berjumlah 58.727 ton sejak 18 Juli. Adapun pengiriman minyak kedelai berada pada level 889 ton. Sementara itu produksi AS diperkirakan melonjak 3,42 juta bushel (121,13 juta liter). Jumlah tersebut diprediksi turut mengerek pasokan global menjadi 74,1 bushel (2611,28 juta liter) sedangkan jagung untuk pengiriman Desember meningkat 0,2% menjadi US$4,795 per bushel, turun 4,2% minggu ini.