Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah anjlok ke level paling rendah dalam 13 bulan terakhir setelah Bank Indonesia (BI) menyatakan akan mengurangi intervensi dan membiarkan rupiah bergerak sesuai dengan fundamental perekonomian.
Menurut data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot turun 0,34% menjadi Rp10.200 per dolar AS. Adapun, kurs tengah BI pada kali ini ditetapkan lebih tinggi sebesar Rp10.220 per dolar AS, naik dari sehari sebelumnya 10.068 per dolar AS.
Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas memperkirakan tren pelemahan akan terus berlanjut hingga pertengahan Agustus karena saat ini bank sentral tengah membutuhkan banyak rupiah untuk pasokan Lebaran.
“Saat ini Bank Indonesia sedang mengumpulkan Rp103 triliun untuk pasokan Lebaran 2013, jumlah itu naik Rp17 triliun dari tahun sebelumnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/7/2013).
Dari jumlah tersebut, paparnya, kontribusi terbesar untuk gaji dan tunjangan hari raya. Menurutnya, situasi kembali normal setelah Lebaran, dan mulai terlihat pada minggu kedua Agustus.
“Untuk saat ini, transaksi swap yang dilakukan oleh BI memang menjadi alternatif untuk mengendalikan peredaran dolar AS di pasar, yang terakhir saja mampu menyerap US$600 juta,” jelasnya.
Ariston Tjendra, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan juga terkait dengan adanya capital outflow dan impor yang tinggi. Selain itu faktor besaran inflasi yang diperkirakan melonjak, meski suku bunga BI telah dinaikkan.
“Memang terlihat jelas, kali ini BI lepas tangan, sementara transaksi swap saya rasa belum mampu menahan laju pelemahan,” ucapnya kepada Bisnis, Selasa (23/7). (Giras Pasopati & Donald Banjarnahor)
Baca selengkapnya http://epaper.bisnis.com/index.php/ePreview?IdCateg=201307245422#