Bisnis.com, JAKARTA - Harga karet diprediksikan akan menguat seiring dengan pertumbuhan perekonomian China yang sesuai dengan proyeksi.
Perekonomian China tumbuh 7,5% pada kuartal II/2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berdasarkan Biro Statistik Nasional di Beijing.
China sebagai salah satu konsumen karet terbesar di dunia sangat menentukan harga komoditas itu. Jika perekonomian China masih tetap sesuai dengan proyeksi atau target, maka akan membuat harga karet stabil atau cenderung naik.
Faktor lain yang akan mendorong kenaikan harga karet adalah kenaikan harga minyak mentah.
Harga minyak WTI untuk pengiriman Agustus US$106,53 per barel naik 21 sen, pada perdagangan elektronik di
New York Mercantile Exchange pukul 09:48 a.m. waktu New York (15/7).
Faktor lain yaitu nilai tukar yen terhadap dolar AS. Jika yen melemah terhadap dolar AS, maka akan membuat harga karet terdorong naik.
Pada hari ini, mata uang Jepang yen melemah terhadap dolar AS. Dolar AS menguat terhadap yen sebesar 0,10% ke 99,96 yen per dolar AS.
Demikian juga dengan pergerakan saham di Asia pada hari ini yang mengalami kenaikan.
Indeks MSCI Emerging Market naik 0,9% ke level 953,79 pada pukul 14:51 waktu New York atau 15:51 WIB, menjadikan penutupan tertinggi sejak 17 Juni.
Berdasarkan harga karet di Bloomberg, harga untuk pengiriman 13 Desember 2013 turun 1,22% ke 235,5 yen atau US$2,37 dicatat di Tocom.