BISNIS.COM, JAKARTA-Pemerintah akhirnya mengantongi dana US$1 miliar atau sekitar Rp10 triliun dari hasil penawaran obligasi global yang baru ditutup Kamis dini hari (11/7/2013).
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyampaikan obligasi global RI1023 ditetapkan pada level imbal hasil (yield) 5,45% dengan tingkat kupon 5,375%.
“Pada malam ini 10 Juli 2013 sekitar pukul 12.05 pm waktu New York atau 11 Juli 2013 pukul 00.05 waktu Jakarta, telah dilaksanakan pricing global bond RI1023 pada level harga 99,391%,” ujar Robert dalam pesan singkat kepada Bisnis, Kamis dini hari (11/72013).
Menurut Robert, obligasi yang akan jatuh tempo pada 17 Oktober 2023 tersebut telah mengalami kelebihan permintaan hampir 2 kali lipat atau sebanyak US$1,9 miliar. Dia menyebutkan setelmen akan berlangsung pada 17 Juli mendatang.
“Total alokasi Global bond bertenor 10,25 tahun itu US$1 miliar dari US$1,9 miliar total order,” tambahnya.
Berdasarkan wilayah, surat utang berdenominasi valas itu dimiliki oleh investor Amerika Serikat sebanyak 49%, sedangkan investor Asia mengantongi 25%, dan Eropa 26% dari total obligasi.
Adapun alokasi menurut tipe investor, antara lain manajemen investasi sebanyak 71%, perbankan 6%, asuransi dan dana pensiun 19%, dan terakhir bank swasta hanya 4%. (ra)