Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moodys Patok Peringkat Global Bond Indonesia Baa3

Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga pemeringkat internasional Moodys Investors Service memberi peringkat provisional Baa3 kepada penawaran obligasi global pemerintah Indonesia berdenominasi dolar Amerika Serikat dengan prospek stabil.

Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga pemeringkat internasional Moodys Investors Service memberi peringkat provisional Baa3 kepada penawaran obligasi global pemerintah Indonesia berdenominasi dolar Amerika Serikat dengan prospek stabil.

 Vice President-Senior Analyst Moodys Christian de Guzman menyampaikan penetapan rating Baa3 terhadap obligasi global Indonesia mencakup penilaian moderat terhadap kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan, yakni menyeimbangkan kinerja pertumbuhan yang kuat terhadap pencapaian produk domestik bruto (PDB) per kapita yang relatif rendah.

 “Pertumbuhan PDB riil Indonesia berada di atas 6% 3 periode berturut-turut pada 2012, laju inflasi, pengetatan kebijakan moneter, dan harga komoditas ekspor yang lebih rendah bisa membebani pertumbuhan ekonomi 2013,” demikian tertulis dalam laporan Moodys yang dirilis Rabu(10/7/2013).

 Namun demikian, lanjutnya, tren pertumbuhan kemungkinan bisa dipertahankan di atas level negara-negara berkembang lain dalam jangka menengah.

Menurutnya, pengelolaan fiskal yang pruden telah menjaga defisit anggaran pada level yang rendah dan mengurangi rasio beban utang pemerintah terhadap PDB menjadi stabil dalam dekade terakhir.

Alhasil, rasio fiskal dan utang Indonesia saat ini lebih terkendali dibandingkan banyak negara sejenis yang memiliki rerata persentase utang lebih tinggi.

 Reformasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang disahkan pada Juni 2013, pertama kalinya sejak 2008 lalu, membawa penghematan yang besar terhadap keuangan negara dan kemungkinan akan mendorong defisit fiskal pemerintah di bawah 3% terhadap PDB sesuai aturan undang-undang.

 Transaksi berjalan saat ini berada dalam tren defisit, akhir-akhir ini volatilitas arus modal telah lebih jauh membebani neraca pembayaran dan memberi kontribusi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper