BISNIS.COM, SINGAPURA--Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia Rabu (19/6) karena investor menunggu hasil dari pertemuan Federal Reserve AS untuk petunjuk kapan akan mulai mengurangi kembali program stimulus besar-besaran.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, turun empat sen menjadi US$98,40 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus menguat tiga sen ke posisi US$106,05 pada perdagangan pagi.
Pasar telah dalam kekacauan selama berminggu-minggu di tengah spekulasi bank sentral AS akan mengumumkan pengetatan dari program pembelian aset senilai 85 miliar dolar per bulan, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif.
"Perdagangan tenang hari ini karena investor mengamati pertemuan Fed AS secara cermat," kata Desmond Chua, analis pasar pada CMC Markets di Singapura, kepada AFP.
"Jika Fed memutuskan pendekatan yang lebih gradualis untuk 'tapering' pelonggaran kuantitatif, yang kemungkinan akan mendorong harga minyak naik, "katanya.
Komite Pasar Terbuka Federal Fed akan mengeluarkan pernyataan di hari Rabu, setelah pertemuan kebijakan dua hari, yang akan segera diikuti oleh pengarahan dari Ketua Fed Ben Bernanke.
Beberapa analis mengatakan Bernanke kemungkinan akan memberikan sinyal Fed menuju pada pengurangan pembelian, tapi akan bersikeras bahwa perubahan itu akan tergantung pada kondisi di ekonomi terbesar dunia. Campuran data AS baru-baru memiliki suatu indikasi ke sebuah pemulihan tidak pasti. (Antara/Reuters)
HARGA MINYAK: Bervariasi di Pasar Asia, Investor Tunggu The Fed
BISNIS.COM, SINGAPURA--Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia Rabu (19/6) karena investor menunggu hasil dari pertemuan Federal Reserve AS untuk petunjuk kapan akan mulai mengurangi kembali program stimulus besar-besaran.Kontrak utama New York,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
10 jam yang lalu