BISNIS.COM, JAKARTA-Penyedia infrastruktur telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk berencana melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10 yang direalisasikan Juli 2013.
Direktur Utama TAdam Gifari menyampaikan nominal saham perseroan yang semula Rp1.000 akan dipecah menjadi masing-masing Rp25. Dengan begitu, likuiditas pasar akan lebih meningkat.
“Faktornya melibatkan pihak ketiga. Jadi prosesnya kurang lebih bisa terealisasi dalam sebulan ke depan efektif bisa terjadi,” ujarnya, Jumat (14/6/2013).
Pada 14 Juni 2013, saham emiten berkode TOWR itu diperdagangan di level Rp24.950. Dengan adanya stock split, harga saham perseroan diperkirakan menjadi Rp2.500 dengan jumlah lembaran yang lebih banyak 10 kali lipat.
Terkait dengan kinerja operasional anak usaha grup Djarum tersebut, Adam menargetkan penambahan 800-1.000 unit menara pemancar (base transceiver station/BTS) pada 2013. Dengan begitu, perseroan akan memiliki total sekitar 10.000 BTS. “Satu menara dibutuhkan dana Rp1 miliar. Dari penambahan 1.000 menara, 70%-75% organik, sisanya anorganik,” jelasnya.
Pertumbuhan menara tercatat tumbuh 32,9% dari 6.767 BTS menjadi 8.992 menara per kuartal I/2013. Sampai saat ini, terdapat 4.600 penyewa dalam setahun atau naik hingga 40,7%.
Ekspansi diharapkan bisa mendukung realisasi pertumbuhan kinerja keuangan sebesar 25%-35%. Adapun, omzet ditargetkan bisa naik dari Rp2,85 triliun pada 2012 menjadi Rp3,05 triliun tahun ini. Sementara itu, EBITDA diharapkan bisa menjadi Rp2,55 triliun dari semula Rp2,4 triliun.
Pada kuartal I/2013, perseroan telah membukukan pendapatan Rp720,2 miliar atau tumbuh 49,6% dari periode yang sama tahun lalu Rp481,5 triliun. dari sisi keuntungan, laba bersih tercatat melonjak hingga 128,6% dari Rp75,2 miliar menjadi Rp171,9 miliar.
Mengenai liabilitas, perseroan mengaku telah menyelesaikan transaksi pembayaran utang (refinancing) sebesar US$475 juta dan 40 juta euro pinjaman sindikasi selesai dilakukan pada Mei 2013. Sarana Menara memperpanjang waktu jatuh tempo hingga Mei 2018 dengan struktur pinjaman tanpa jaminan.
Sampai saat ini, total pinjaman TOWR tercatat mencapai US$850,4 juta dengan jumlah kas US$97,5 juta dan kapasitas rasio pinjaman atau utang neto terhadap EBITDA disetahunkan sebanyak 5 kali. perseroan menargetkan rasio pinjaman bisa berada di bawah 3 kali.