BISNIS.COM, JAKARTA—Saham negara berkembang melemah sehingga membuat indeks saham merosot 10% dari titik tertinggi tahun ini, sementara data perekonomian China yang mengecewakan memunculkan kekhawatiran atas laju pertumbuhan ekonomi global. Sementara mata uang India rupee dilaporkan anjlok ke titik terendah.
Saham PetroChina Co. turun ke titik terendah sejak 2010, sementara OAO Lukoil merosot di antara saham komoditas Rusia. Ibovespa Brazil terus anjlok dari rekor tertinggi tahun ini hingga 19%. Begitu juga dengan produsen daging JBS SA.
Rupee dilaporkan mengalami penurunan terparah sejak lebih dari 20 bulan di tengah kekhawatiran bank sentral negara itu akan menahan laju penurunan biaya pinjaman. Indeks IPC Meksiko naik ke posisi tertinggi di antara saham-saham utama di AS dan Eropa.
MSCI Emerging Markets Index melemah 0,8% menjadi 972,89., satu penurunan berkelanjutan dari titik tertinggi pada 3 Januari menjadi 10%. Produk industri China naik meski di bawah perkiraan sebesar 9,2% bulan lalu, sementara keuntungan ekspor turun ke titik terendah dalam 10 bulan dan impor merosot, menurut data akhir pekan lalu.
Laporan dari pemerintah pada 7 Juni menunjukkan sejumlah perusahaan AS menerima karyawan baru lebih banyak dari perkiraan.
“Investor tidak akan menambah risiko dalam posisi seperti ini,” ujar Lawrence Creatura, fund manager Federated Investors Inc. Yang mengelola dana senilai US$380 miliar sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (11/6/2013).