Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA NEW YORK: Saham AS Terjatuh, Investor Berspekulasi Stimulus Fed

BISNIS.COM, NEW YORK-Saham AS terjatuh, mendorong Standard & Poor’s 500 Index berada pada titik rendah dalam sebulan, karena investor berspekulasi apakah Federal Reserve akan meningkatkan pembelian obligasi setelah data pekerjaan dan pabrik

BISNIS.COM, NEW YORK-Saham AS terjatuh, mendorong Standard & Poor’s 500 Index berada pada titik rendah dalam sebulan, karena investor berspekulasi apakah Federal Reserve akan meningkatkan pembelian obligasi setelah data pekerjaan dan pabrik menjawab perkiraan.

Microsoft Corp. dan Joy Global Inc. melorot 0,7% tertekan penurunan tingkat oleh analis. Citrix Systems Inc. naik 1,9% karena Goldman Sachs Group Inc. mendorong rekomendasi saham itu. Adapun American International Group Inc. naik 1,2% setelah menyatakan mendapatkan deposit yang dibutuhkan dalam persetujuan untuk menjual unit International Lease Finance Corp. kepada grup investor China.

Sementara itu, S&P 500 rugi 0,5% menjadi 1.623,55 pada pukul 10.33 pagi waktu New York, merupakan angka terendah dalam basis penutupan sejak 6 Mei. Adapun Dow Jones Industrial Average turun 69,35 points, atau 0,5% menjadi 15.108,19. Perdagangan saham S&P 500 lebih renda 5,3% dari rata-rata 30 hari terakhir.

 “Pasar sedang mencoba untuk mencerna apa yang dilakukan oleh Fed,” kata James Gaul, manajer portfolio pada Boston Advisors LLC, yang mengelola aset sekitar US$2,6 miliar, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (5/6/2013).

Jumlah ADP tidak sebagi yang diperkirakan tetapi memiliki dampak pada pasar. Hal tersebut dapat diamati, dan memberikan sedikit penawaran yang lebih berwarna di masa mendatang tentang apakah investor berharap pada laporan pekerjaan Jumat.

The S&P 500 has dropped 2.7 percent since closing at a record high on May 21 as Fed policy makers continue to debate whether the economy is strong enough to begin reducing monetary stimulus.

The S & P 500 telah turun 2,7% sejak ditutup pada rekor tinggi pada 21 Mei karena pembuat kebijakan Fed terus berdebat apakah ekonomi cukup kuat untuk mulai mengurangi stimulus moneter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper