BISNIS.COM, JAKARTA-Nilai tukar dolar AS terhadap baht Thailand saat ini berada pada level 30,03, di atas level 30,00 yang ditetapkan sebagai level resisten.
Berdasarkan hasil riset Maybank FX, volatilitas dolar AS terhadap baht Thailand dapat dikaitkan dengan pengumuman Menteri Keuangan atas Kerangka Stabilitas Ekonomi baru yang rencananya akan diterapkan dalam 1-2 hari yang akan datang.
Kekhawatiran pasar yang mungkin akan terjadi terhadap kerangka stabilitas ekonomi yang baru tersebut bahwa kebijakan itu dapat menghambat arus modal untuk membendung nilai penguatan baht Thailand, mengingat kebijakan kontrol modal yang pernah diberlakukan pada Oktober 2006. Ketika itu pemerintah memberlakukan potongan pajak sebesar 15% atas pendapatan bunga dan keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain), tulis rilis Maybank FX yang diterima Bisis hari ini, Selasa (28/5/2013).
Langkah-langkah tersebut dinilai tidak akan direspon dengan baik oleh pasar dan baht Thailand akan mengalami pelemahan, terutama dalam periode perlambatan ekonomi dan volatilitas mata uang.
Tidak ada rincian detil akan langkah-langkah tersebut, namun seperti yang pernah diberitakan sebelumnya langkah tersebut termasuk:
Pertama, larangan bagi investor asing untuk membeli obligasi jangka pendek.
Kedua, jangka waktu minimal investasi pada obligasi pemerintah bagi investor asing adalah 3 bulan.
Ketiga, biaya tambahan untuk pendapatan bunga dan keuntungan penjualan obligasi bagi investor asing.
Keempat, Investor asing diwajibkan untuk melakukan hedging nilai mata uang.
Selain itu, tekanan pemerintah kepada bank sentral untuk memotong suku bunga acuan pada pertemuan komite kebijakan moneter besok juga akan berdampak terjadinya rally terhadap USD/THB hari ini.
Jika dolar AS/baht Thailand ditutup pada level di atas 30,00, maka nilai resistennya akan berkisar 30,20-30,25. (LN)