Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PATUNGAN NIKEL POMALAA: Vale Belum Putuskan Ikut JV dengan Sumitomo

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Vale Indonesia Tbk (INCO) belum memutuskan apakah akan ikut dalam pembentukan join venture (JV) atau perusahaan patungan  dengan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. dalam proyek pembangunan fasilitas pengolahan bijih nikel

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Vale Indonesia Tbk (INCO) belum memutuskan apakah akan ikut dalam pembentukan join venture (JV) atau perusahaan patungan  dengan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. dalam proyek pembangunan fasilitas pengolahan bijih nikel di Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan saat ini studi pra-kelayakan sedang dikerjakan dan keputusan Vale bergantung pada hasil studi tersebut.

“Memang kami sudah ada MoU dengan Sumitomo, tapi berapa investasinya itu masih kita hitung karena itu bergantung hasil FS. Belum diputuskan apakah kita mau ikut atau ngga di smelternya,” ujarnya ketika ditemui usai RUPS hari ini, Selasa (23/4/2013).

Wakil Presiden Direktur Vale Indonesia Bernadus Irmanto menambahkan perseroan juga belum memutuskan apakah akan ikut serta dalam pembiayaannya.

“Keputusan apakah Vale akan ikut dalam Joint Venture bersama Sumitomo atau tidak, itu belum diputuskan. Belum diputuskan apakah Vale akan ikut serta dalam pembiayaan dan juga pemegang saham di situ karena tergantung hasil studi, ketersediaan kas perusahaan, dan sebagainya,” ujarnya.

Seperti diketahui, Vale akhirnya melanjutkan proyek penambangan dan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta infrastrukturnya di Pomalaa. Hal ini ditandai dengan dimulainya studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) tentang rencana proyek tersebut yang dirilis Vale dalam pengumuman, Senin (22/4).

Sesuai dengan PermenLH No.17 Tahun 2012 tentang keterlibatan masyarakat dalam proses AMDAL dan Izin Lingkungan, perseroan mengharapkan saran, pendapat, dan tanggapan dari masyarakat sebagai bahan kajian dan telaahan dalam studi AMDAL.

Saat ini Vale sedang melakukan studi pra-kelayakan terhadap pembukaan kembali aktivitas pertambangan di Blok Pomalaa dengan luas konsesi sekitar 20.000 hektare. Selain itu, perseroan juga sedang melakukan studi pembangunan dan pengoperasian fasilitas pengolahan bijih nikel di sana.

Teknologi pengolahan yang sedang dipertimbangkan untuk dipakai adalah proses hidrometalurgi yang dikenal sebagai HPAL (high pressure acid leaching).

Pabrik pengolahan bijih nikel ini akan dirancang dengan kapasitas kurang lebih 40.000 ton Ni dalam MSP (mixed sulfide precipitate) per tahun, dengan kemampuan produksi sampai dengan sekitar 50.000 ton Ni per tahun.

Jika proyek ini dilanjutkan, kegiatan pertambangan tersebut akan dioperasikan secara mandiri oleh Vale. Sedangkan, pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan bijih nikel dan fasilitas pendukung dapat dilakukan melalui kerja sama dengan “pihak ketiga” yang sudah memiliki teknologi HPAL termutakhir.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper