BISNIS.COM, KUALA LUMPUR--Imbal hasil alias yield obligasi pemerintah Malaysia tenor 10 tahun turun ke level rendah dalam 8 bulan dalam spekulasi Perdana Menteri Najib Razak akan memenangkan pemilu pada 5 Mei dan melanjutkan reformasi ekonomi.
Penurunan yield surat utang tersebut berarti penaikan dari sisi harganya di pasar sekunder.
Berdasarkan data Bloomberg, yield obligasi Malaysia yang akan jatuh tempo pada Maret 2018 berada pada level 3,26% dan tercatat stabil pada level 3,16% hingga pukul 10.55 pagi di Kuala Lumpur.
Yield sempat menyentuh 3,15% pada perdagangan sebelumnya, level terendah untuk acuan surat utang 5 tahun sejak 26 Juli.
Menurut CMA yang dimiliki oleh McGraw Hill Cos dan harga kompilasi dari deler di pasar negosiasi, biaya penjaminan surat utang pemerintah Malaysia tenor 5 tahun yang menggunakan CDS telah turun 6 basis poin pada bulan ini menjadi 84 basis poin.
Di pihak lain, ringgit ditransaksikan tak banyak berubah terhadap dollar AS yakni 3,0398 per dollar AS. Sementara itu, indeks FTSE Malaysia KLCI naik 0,9% sejak Najib membubarkanparlemen pada 3 April.
"Obligasi Malaysia sedang dicari karena investor mengambil posisi pada ekspektasi bahwa Koalisi Barisan Nasional akan menang," kata Saktiandi Supaat, Kepala Riset Nilai Tukar di Malayan Banking Bhd di Singapura seperti dikutip Bloomberg.