BISNIS.COM, TOKYO--Mata uang yen jatuh ke level terendah sejak Juni 2009 setelah Bank of Japan melampaui perkiraan dan mengumumkan langkah-langkah yang belum pernah dilakukan pada pekan lalu untuk mengatasi deflasi, mendorong kekhawatiran nilai tukar akan dilemahkan.
Di pihak lain, mata uang euro menyentuh level tertinggi dalam 3 tahun terhadap yen dan dollar Australia melompat ke level tertinggi sejak Juli 2008 setelah BoJ menyatakan akan melipatgandakan pembelian obligasi untuk mencapai target inflasi 2% dalam 2 tahun.
Berdasarkan data Bloomberg, yen ditransaksikan pada level 98,50 per dollar AS hingga pukul 7.15 pagi di Tokyo setelah menyentuh level 98,57 per dollar AS pekan lalu, penurunan terbesar dalam hampir 3 tahun.
Nilai tukar Jepang itu juga turun terhadap euro menjadi 128,04 setelah menyentuh 128,36, level terendah sejak Januari 2010 dari 126,79 pada 5 April.
Dollar AS tercatat sedikit berubah terhadap euro ke level US$1,2995. Sementara itu, dollar Australia naik 0,9% menjadi 102,25 per yen dan menyentuh level 102,36, level tertinggi sejak Juli 2008.
Dollar Australia ditransaksikan pada level US$1,0374 per dollar AS dari sebelumnya US$1,0383. Dollar Selandia baru naik menjadi 83,08 per yen, terkuat sejak Maret 2008 dan tercatat 82,88 per yen.
"Pasar terus menjual yen setelah kebijakan BoJ diumumkan pekan lalu," kata Tim Kelleher, Kepala Penjualan Mata Uang Institusi ASB Institutional, salah satu unit Commonwealth Bank of Australia seperti dikutip Bloomberg.
"Yen telah melonjak pada likuiditas yang sangat tipis jadi saya tidak akan kaget jika yen akan kembali sedikit selama sesi Asia," ujarnya.