BISNIS.COM, SINGAPURA--Nilai tukar euro ditransaksikan bertahan pada level rendah menyusul penurunan yang dialami kemarin di tengah spekulasi Bank Sentral Eropa akan menggunakan pertemuannya besok untuk mengindikasikan kebijakan stimulus ekonomi mendatang.
Berdasarkan data Bloomberg, euro ditransaksikan dengan sedikit perubahan pada level US$1,2806 hingga pukul 10 pagi di Tokyo setelah terkoreksi 0,2% ke level U$1,2820 pada perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, mata uang yen ditransaksikan tergelincir 0,2% ke level 93,61 per dollar AS dan turun 0,1% ke level 119,86 per euro.
Penurunan yen dipicu oleh Bank of Jepang yang mengadakan pertemuan 2 hari yang diharapkan dapat meningkatkan pembelian obligasi bulanan untuk menekan tingkat
deflasi.
Di pihak lain, dollar Australia naik terhadap mayoritas mata uang negara mitra utama setelah negara tersebut mencatatkan defisit neraca perdagangan yang lebih kecil dari perkiraan.
"Kebijakan penurunan bunga masih akan menjadi opsi bagi Bank Sentral Eropa, jadi kita tidak bisa membeli euro secara sukarela," kata Yoshitsugu Fujita, Asisten Wakil Presiden Global Market Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd di New York seperti dikutip Bloomberg.
"Pedagang ingin menutup posisi dollar-yen jangka panjang mereka sebelum pertemuan BoJ, yang merupakan peristiwa besar," ujarnya.
Data yang dirilis kemarin menunjukkan tingkat pengangguran di kawasan Eropa naik ke rekor baru yakni 12% pada awal 2013, menambah sinyal bahwa resesi mata uang zona Eropa akan berlanjut hingga kuartal pertama.
ECB yang telah memertahankan tingkat bunga pada level 0,75% sejak Juli, memperkirakan perekonomian akan turun 0,5% pada tahun ini. (ra)