BISNIS.COM, JAKARTA—Derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar modal mendorong terciptanya 28 kali rekor kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun berjalan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang tahun berjalan, aliran dana asing yang masuk (capital inflow) mencapai Rp20,28 triliun. Nilai tersebut meroket dibandingkan dengan pencapaian pada tahun-tahun sebelumnya.
Sejalan dengan itu, ratio harga terhadap laba bersih (price earning ratio/PER) IHSG pun dinilai murah jika dibandingkan dengan PER bursa regional lainnya. Oleh karena itu, potensi aliran dana asing masuk akan semakin besar.
Berdasarkan data Bloomberg, PER IHSG sebesar 19,12 kali, nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan PER bursa lainnya seperti PER PSEi-Philippine, NIKKEI 225, TOPIX, PSEi-Philippine, dan Taiwan TAIEX.
Kondisi ini merupakan hasil dari pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang positif dan juga tingkat kepercayaan investor asing yang besar.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai tingginya aliran dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia menjadi penopang utama terciptanya rekor yang terjadi sepanjang tahun berjalan ini.
“Semenjak Indonesia mendapatkan investment grade, Indonesia menjadi salah satu negara yang dilirik oleh pemodal asing. Apalagi, Indonesia mencatatkan kinerja pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tengah perlambatan ekonomi global,” tuturnya, Kamis (7/3).
Dia menilai sektor perbankan terutama dariemiten blue chip menjadi paling yang diminati oleh para pemodal asing. Pilihan ini tidak salah mengingat kinerja perbankan selalu mencatatkan kinerja positif, dan ditopang dari suku bunga acuan yang stabil.
Kendati demikian, para pelaku pasar modal khawatir dengan kenaikan pergerakan IHSG yang cepat ini. Kenaikan IHSG yang cepat ini berpeluang terjadinya pembalikan arah yang cukup dalam.
“Namun, selama aliran dana asing yang masuk lebih besar dari dana keluar, ditopang dari sentimen positif dari domestik dalam negeri. IHSG akan tetap berada di zona hijau,” ujarnya.
