Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UTANG BERJAMIN: Asia Pacific Fibers Usul Tambahan Menjadi US$180 Juta

JAKARTA: PT Asia Pacific Fibers Tbk mengusulkan penambahan jumlah utang berjamin yang bisa dipertahankan sekitar 68% dari yang awalnya US$107 juta menjadi US$180 juta. 

JAKARTA: PT Asia Pacific Fibers Tbk mengusulkan penambahan jumlah utang berjamin yang bisa dipertahankan sekitar 68% dari yang awalnya US$107 juta menjadi US$180 juta. 

Usulan tersebut disampaikan dalam revisi proposal restrukturisasi kepada kreditur dan  PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).Dengan demikian, dari total tagihan utang berjamin (secured debt) yang dimiliki emiten dengan kode POLY tersebut senilai US$1 miliar, hanya sekitar US$820 juta yang dapat dikonversi dari utang menjadi saham.Sekretaris Perusahaan PT Asia Pacific Fibers H Tunaryo mengatakan peningkatan nilai jumlah utang yang dipertahankan dilakukan sebab sebelumnya PPA menilai angka US$107 juta terlalu kecil sehingga perlu adanya peningkatan nilai utang yang dipertahankanMenurutnya, proposal restrukturisasi tersebut telah disampaikan oleh perseroan kepada para kreditur termasuk PPA. “Dalam proposal utang yang dipertahankan akan ditingkatkan agar bisa disepakati sehingga restrukturisasi ini bisa segera terselesaikan,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (13/12/2012).Selain terkait hal tersebut, perseroan juga mengusulkan penerbitan obligasi wajib tukar atau mandatory convertible bond (MCB) dengan nilai sekitar US$45 juta kepada kreditur utang terjamin dengan tenor sembilan tahun.Saat ini perseroan dan kreditur masih dalam proses perundingan restrukturisasi utang berjamin. PPA pun sedang dalam tahap peninjauan proposal melalui konsultan yang ditunjuk.Dari total utang berjamin seluruhnya yang mencapai US$1 miliar, sekitar US$280 juta merupakan utang bank-bank pemerintah yang dialihkan kepada PPA, sedangkan sisanya utang kepada para pemegang obligasi.Presiden Direktur PT Asia Pasific Fibers V. Ravi Shankar berharap proses restrukturisasi utang ini dapat segera terselesaikan sehingga beban bunga modal kerja dan utang akan berkurang sehingga net profit perseroan pun bisa membaik.“Mudah-mudahan dengan adanya revisi proposal dan peninjauan melalui konsultan, proses restrukturisasi utang berjamin yang tertunda ini dapat segera terselesaikan sehingga menjadikan laporan keuangan kembali sehat,” tuturnya. (bas) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper