JAKARTA: PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memerkirakan potensi penerbitan obligasi korporasi hingga akhir tahun ini sekitar Rp16,8 triliun dari 16 perusahaan.Direktur Utama Pefindo Ronald T. Andi Kasim mengatakan emisi obligasi korporasi hingga 9 November 2012 telah tercatat sebesar Rp58,2 yang berasal dari 43 emiten."Dari jumlah tersebut, pangsa pasar Pefindo adalah sebesar 91,06% atau setara dengan Rp53 triliun dari 37 emiten," katanya kepada Bisnis, Senin (26/11).Sementara itu, sambungnya, potensi penerbitan obligasi hingga akhir Desember 2012, berdasarkan pipeline Pefindo adalah sebesar Rp16,8 triliun dari 16 emiten."Memang agak susah memrediksikan berapa yang mundur ke tahun depan tapi sebagian besar menurut saya akan listing pada tahun ini," jelasnya.Berdasarkan data Pefindo, potensi penerbitan obligasi korporasi pada akhir tahun ini masih didominasi oleh perbankan dengan nilai emisi Rp9,6 triliun dari 6 emiten. Disusul sektor pembiayaan Rp1,9 triliun dari 3 emiten dan sisanya Rp5,3 triliun berasal dari 7 perusahaan (kimia, konstruksi, listrik, pertambangan, properti, ritel, dan sekuritas).Jika potensi emisi obligasi tersebut terealisasi semuanya, total emisi obligasi korporasi pada tahun ini bakal mencapai Rp75 triliun atau melampaui proyeksi banyak pihak sebesar Rp60 triliun.Analis obligasi PT Nusantara Capital Securities I Made Adi Saputra menilai masih banyaknya rencana penerbitan obligasi korporasi tersebut akan semakin memberikan banyak pilihan bagi investor untuk menempatkan modalnya."Yang sedang bookbuilding ada PJAA II Rp300 miliar, AKRA Rp1,5 triliun, Bank Panin Rp3 triliun, Modernland Rp500 miliar, Aneka Gas Rp500 miliar, dan Medco Rp500 miliar. Sementara yang sudah penentuan kupon bank permata Rp1,8 triliun, Mitra Adi Perkasa Rp500 miliar, dan Verena Rp400 miliar," tuturnya.Menurutnya, emiten ingin memanfaatkan momentum tingkat suku bunga rendah pada tahun ini sehingga memilih waktu emisi di penghujung tahun ini. "Karena tahun depan akan ada potensi kenaikan inflasi sebagai dampak kenaikan TDL, upah minimum, dan rencana kenaikan BBMbersubsidi," ujarnya.Dengan demikian, sambungnya, beban pembiayaan (cost of fund) emiten akan lebih murah pada tahun ini ketimbang menerbitkan obligasi pada tahun depan. "Di pasar sekunder, yield obligasi korporasi juga cenderung turun yang terlihat dari kenaikan harga obligasi korporasi setelah listing di bursa," tambahnya. (arh)