JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) optimistis kinerja perseroan hingga akhir tahun akan positif.
Pencapaian kinerja hingga kuartal III/2012 tercatat perseroan meraup pendapatan sebesar US$1,83 miliar atau meningkat dibandingkan kuartal III-2011 sebesar US$1,63 miliar. Laba bersih PGN mengalami pertumbuhan sekitar 16,2% dari US$534 juta menjadi US$ 621 juta.
Dari sisi operasional, hingga triwulan III-2012, volume gas yang didistribusikan PGN sebanyak 801 MMSCFD gas per hari (MMSCFD), naik dibandingkan periode yang sama pada 2011 sebesar 785 MMSCFD. Adapun volume gas transmisi meningkat dari 844 MMSCFD menjadi 878 MMSCFD.
"Kami percaya bahwa kebijakan Menteri ESDM akan mampu menciptakan iklim usaha yang lebih sehat di sektor migas dan hal itu akan menjadi peluang bagi pertumbuhan bisnis PGN ke depan," kata Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso, di Jakarta, Rabu (28/11).
Hendi menambahkan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan, PGN telah berhasil merealisasikan sejumlah rencana kerja pada 2012.
Dia mencontohkan melalui perusahaan patungan dengan Pertamina yaitu PT Nusantara Regas, PGN telah mengoperasikan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat.
Keberadaan FSRU ini mampu memasok kebutuhan gas bagi PLN sehingga bisa mendorong terciptanya efisiensi bagi PLN. Saat ini, PGN juga sedang memulai pembangunan kapal FSRF (Floating Storage and Regasification Facilities) di daerah Labuhan Maringgai, Lampung.
Untuk mewujudkan proyek infrastruktur yang 100% dimiliki perusahaan ini, PGN telah menandatangani kesepakatan dengan Hoegh LNG Ltd. dan PT Rekayasa Industri (Rekin).
Pembangunan FSRU Lampung tersebut, ditargetkan bisa beroperasi di tahun 2015. Dengan kapasitas pengeluaran sebanyak 240 MMCFD selama 20 tahun, FSRF Lampung akan diarahkan untuk memasok kebutuhan PLN dan juga sektor industri di Lampung dan Jawa Barat.
"PGN akan terus membangun infrastruktur gas secara nasional untuk bisa memenuhi kebutuhan sektor industri dan PLN. Penggunaan gas terbukti telah memberikan nilai tambah yang maksimal bagi sektor industri sehingga produk mereka semakin kompetitif," ungkapnya.
Sampai kuartal III/2012, harga rata-rata gas PGN sebesar US$8,45/MMBTU. Harga tersebut jauh lebih rendah ketimbang harga LPG 3 kg bagi rumah tangga yang telah disubsidi, sebesar US$10,38 MMBTU dan harga solar yang mencapai US$29,26 MMBTU.
Harga gas yang demikian kompetitif tersebut telah mendorong banyak sektor industri menggunakan gas. Bahkan sampai akhir September 2012, sekitar 97% alokasi gas PGN disalurkan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri.
"Kami sangat senang bisa ikut berkontribusi untuk meningkatkan kinerja sektor industri nasional. Bagaimanapun dengan biaya energi yang semakin rendah, maka daya saing produk-produk Indonesia akan semakin meningkat," kata Hendi.
Hendi menambahkan, untuk meningkatkan pasokan kepada pelanggan industri, PGN terus berupaya untuk menambah pasokan gasnya.
Sementara untuk meningkatkan kualitas jaringan distribusi gas bagi pelanggan di wilayah Sumatera Utara, perseroan memulai pembangunan pipa sepanjang 33 km dari Belawan hingga Pangkalan Brandan.
Pembangunan infrastruktur ini diharapkan selesai tahun 2013 dan bisa digunakan untuk menyalurkan gas dari Arun Lhokseumawe ke Medan. (faa)