JAKARTA--PT Aneka Gas Industri menawarkan kupon obligasi konvensional dan sukuk ijarah bertenor 5 tahun dengan total nilai Rp500 miliar pada kisaran 9,5%-10%.
Tingkat kupon tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan tingkat kupon obligasi dan sukuk ijarah yang pernah diterbitkan perseroan dengan tenor dan peringkat yang sama pada 2008 yaitu 14,5%.
Direktur Utama PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA Securities) Andri Rukhminto mengatakan tingkat kupon tersebut berlaku sama untuk obligasi konvensional senilai Rp200 miliar dan sukuk ijarah senilai Rp300 miliar.
"Kami inginnya nilai emisinya equal antara obligasi konvensional dan sukuk ijarah tapi finalnya tergantung deemand yang masuk," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (20/11).
Menurutnya, penentuan kisaran kupon tersebut didasarkan pada kondisi pasar obligasi saat ini. "Kuponnya disamain karena kalau beda nanti ada investor yang protes," ujarnya.
Emisi obligasi tahap II tersebut mendapatkan peringkat A-(idn) dengan outlook stabil dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Jika tidak ada aral melintang, penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah itu akan dilaksanakan pada 6-11 Desember 2012 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 17 Desember 2012.
"Target investornya adalah institusi seperti dana pensiun, asuransi, dan perbankan," ujarnya.
Andri menerangkan sekitar 15% dari dana hasil emisi obligasi dan sukuk ijarah tersebut akan digunakan untuk melunasi sebagian obligasi dan sukuk ijarah tahap pertama senilai Rp240 miliar yang akan jatuh tempo pada 8 Juli 2013. "Sisanya akan digunakan untuk investasi, penurunan plafon pinjaman KMK, dan modal kerja," tambahnya.
Wakil Direktur Utama Aneka Gas Industri Rachmat Harsono sebelumnya mengatakan sekitar Rp250 miliar dana hasil penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk pembangunan dua pabrik pemisahan udara di Rungkut Surabaya dan Bitung Sulawesi Utara.
Menurut Analis Utama Fitch Ratings Erlin Salim, pembangunan pabrik baru tersebut dapat meningkatkan jumlah produksi oksigen, nitrogen, dan argon perusahaan menjadi total 50.000 metrik kubik.
Dalam risetnya, Erlin menjelaskan peringkat perseroan pada level idA- mencerminkan pangsa pasar yang signifikan, jaringan distribusi yang luas, serta skalanya yang meningkat.
Perseroan saat ini menguasai 90% pangsa pasar di industri gas kebutuhan rumah sakit dan 20% pangsa pasar di industri gas nasional.
Namun demikian, saat ini tingkat rasio utang perseroan dinilai masih rendah tetapi profitabilitas yang meningkat menjadi faktor positif pada peringkat perseroan.
Rasio utang perseroan ditunjukkan dari rasio utang bersih terhadap EBITDA yang selalu berada di bawah 3 kali sejak 2009, sedangkan margin EBITDA meningkat menjadi 26,7% pada akhir tahun lalu dari sebelumnya 25% pada akhir 2009.
Prospek peringkat stabil pada peringkat itu diberikan karena ekspektasi bahwa perusahaan akan mampu menjaga metrik kredit yang kuat ketika sedang meluaskan kapasitas produksinya.
Peringkat emiten obligasi itu baru dinaikkan dua level langsung oleh Fitch Ratings pada Juni tahun ini, dari sebelumnya BBB(idn).
Peningkatan peringkat itu terkait dengan rencana pengalokasian belanja modal perusahaan yang dapat tepat waktu, dengan risiko eksekusi yang rendah.
(Faa)