Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA EMITEN: Laba 10 Perusahaan ritel naik 38,82%

JAKARTA - Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat di tengah pertumbuhan ekonomi yang cenderung stabil dan inflasi yang terkendali turut mendorong kinerja 10 emiten ritel yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
 
Setidaknya hingga sepanjang sembilan bulan pertama ini, rerata peningkatan laba bersih 10 emiten tersebut mencapai 38,82%. Pertumbuhan laba bersih tersebut tentu saja ditopang pula oleh peningkatan pendapatan yang bertumbuh 21,75%.
 
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sekitar lima emiten ritel tersebut berhasil mencatat kenaikan laba bersih di atas 40%, sementara satu diantaranya justru menunjukan penurunan laba bersih hingga 7,4% yakni PT Rimo Catur Lestari Tbk.
 
Diantara seluruh emiten tersebut laba bersih tertinggi berhasil diraup oleh PT Matahari Putra Prima Tbk dengan yang mencatat kenaikan laba hingga 92,6% yakni dari Rp88,2 miliar menjadi Rp169,9 miliar per September 2012.
 
Peningkatan laba seiring dengan omset emiten berkode MPPA yang bertumbuh menjadi Rp7,9 triliun atau naik 22% dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu Rp6,53 triliun. Dari total pendapatan tersebut, sekitar Rp7,57 triliun atau lebih dari 95% dikontribusikan dari penjualan makanan dan minuman.
 
Untuk meningkatkan pendapatan pada tahun-tahun ke depan, pemilik gerai Hypermart ini telah resmi mendivestasi aset/ bisnis non inti senilai Rp3,2 triliun kepada induk usaha perseroan PT Multipolar (Tbk) setelah mendapat restu dari para pemegang saham dalam RUPSLB yang dilaksanakan 19 September lalu.
 
Aset non inti yang dilepas kepada induk usahanya seperti Timezone, Times Bookstores, restoran, dan properti sehingga perseroan lebih fokus mengembangkan bisnis Hypermart guna meningkatkan pendapatan.
 
Sementara itu, PT Midi Utama Indonesia Tbk juga berhasil mencetak kenaikan laba sebesar Rp86,7% dengan nilai laba bersih yang dibukukan Rp34,34 miliar meningkat dibandingkan tahun lalu Rp18,39 miliar.
 
Lonjakan laba bersih tersebut seiring dengan perolehan penjualan yang juga bertumbuh menjadi Rp2,79 triliun atau naik 51,5% dari perolehan di sepanjang sembilan bulan pertama tahun lalu sekitar Rp1,84 triliun.  
 
Sama dengan MPPA yang sebagian besar pendapatannya ditopang oleh penjualan makanan, emiten dengan kode MIDI ini juga masih ditunjang dari makanan yang berkontribusi hingga 58% dari total omset atau mencapai Rp1,63 triliun.
 
Kenaikan laba yang cukup tinggi juga berhasil diraih oleh PT Supra Boga Lestari yang hingga Kuartal III tahun ini menanjak 60,4% dibandingkan perolehan pada tahun lalu yakni dari Rp17,2 miliar menjadi Rp27,6 miliar. 
 
Sementara pendapatan yang berhasil dibukukan hanya naik 20% yakni dari Rp656,8 miliar menjadi Rp790,6 miliar. Lebih dari 56% dari pendapatan tersebut pun dikontribusikan oleh penjualan di Ranch Market.
 
Tidak hanya dari emiten ritel yang menjual makanan dan minuman, emiten ritel yang juga berfokus pada penjualan peralatan rumah tangga, perkantoran, dan mainan anak PT Aces Hardware Tbk juga menunjukan kinerja yang cukup memuaskan.
 
Di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, laba perseroan melompat 47,3% dari Rp175,6 miliar menjadi Rp258,7 miliar di tahun ini. Peningkatan pada pos laba bersih itu seiring juga dengan penjualan yang mencapai Rp2,29 triliun atau meningkat 34,4% dibandingkan tahun lalu Rp1,7 triliun.
 
Sekretaris Perusahaan PT Ace Hardware Indonesia Helen Tanzil mengatakan peningkatan pendapatan yang berhasil dicata perseroan pada tahun ini, didukung oleh penambahan gerai baru yang hingga saat ini telah mencapai 20 gerai sehingga total toko yang dimiliki menjadi 73 gerai.
Dengan total pendapatan hingga Rp17,07 triliun, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tercatat sebagai emiten ritel yang berhasil membukukan penjualan tertinggi diantara seluruh emiten ritel konsumer lainnya.
 
Pendapatan yang berhasil diraup oleh pemegang waralaba Alfamart ini meningkat 27,3% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu Rp13,4 triliun. Dari total pendapatan yang diraih tersebut, 70,6% diantaranya dikontribusikan dari penjualan makanan dan minuman yakni mencapai Rp12,06 triliun.
 
Peningakatan pendapatan juga turut mendorong pos laba emiten dengan kode AMRT tersebut yang menanjak 40,21% menjadi Rp317,36 miliar dari perolehan di tahun lalu Rp226,34 miliar.
 
Namun diantara seluruh emiten yang menunjukan kinerja positif, terdapat satu emiten yang justru menunjukan penurunan kinerja yakni PT Rimo Catur Lestari Tbk. Emiten dengan kode RIMO tersebut mencatat penurunan penjualan hingga 7,4% yakni dari Rp4,71 miliar menjadi Rp4,36 miliar di Kuartal III/2012.
 
Di sisi lain, rugi bersih perseroan justru membengkak hingga 6,5% dari Rp7,8 miliar per September tahun lalu menanjak menjadi Rp8,3 miliar di tahun ini. Pasalnya, beban perusahaan yang 89% saham nya dimiliki oleh masyarakat ini jauh melampaui pendapatan perseroan yakni mencapai Rp9,66 miliar di Kuartal III ini, sedikit menurun di bandingkan tahun lalu Rp9,84 miliar.
 
Direktur Utama PT Rimo Catur Lestari berkilah penurunan pendapatan serta meningkatnya kerugian usaha tersebut disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun serta semakin ketatanya persaingan diantara pemilik Departement Store.(faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper