JAKARTA - Total laba komprehensif PT Bayu Buana Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang travel pada kuartal III/2012 melonjak tajam hingga 206% dibandingkan laba bersih yang dicetak pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, Senin (5/10/2012) emiten berkode BAYU tersebut berhasil mencetakan kenaikan laba bersih mencapai Rp45,7 miliar dibandingkan tahun lalu Rp14,9 miliar. Hal ini menyebabkan laba per saham perseroan meningkat 207% dari Rp42,23 per lembar menjadi Rp129,43.
Peningkatan tersebut ditopang dari pendapatan komprehensif lainnya yaitu keuntungan dari perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual yang meroket hingga 537% yakni dari Rp5,31 miliar pada tahun lalu menjadi Rp33,85 miliar.
Direktur Keuangan PT Bayu Buana Hardy Karuniawan mengatakan pendapatan hingga September 2012 yang berhasil dibukukan sebesar Rp1,1 triliun naik 11% dari raihan di Kuartal III tahun lalu Rp1 triliun.
Kenaikan pendapatan diiringi juga dengan peningkatan beban pokok penjualan yang dalam sembilan bulan pertama ini mencapai Rp1,05 triliun meningkat 10,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp956 miliar.
Hal ini menyebabkan laba kotor perseroan naik 14,8% dari Rp48,5 miliar menjadi Rp55,76 miliar di sepanjang sembilan bulan ini.
Adapun total aktiva perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp71,58 miliar atau 27,92%, begitu pula dengan pos total kewajiban yang meningkat Rp25,97% atau 18,16%.
Menurutnya perubahan pos aktiva tersebut menyebabkan piutang usaha naik 24,4% menjadi Rp85,3 miliar pada Kuartal III/2012 dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp68,81 miliar.
"Ini disebabkan peningkatan penjualan periode Januari hingga September terhadap 2011 sebesar Rp105,57 miliar diantaranya penjualan secara kredit kepada corporate clients yang dibukukan dalam akun piutang usaha yang masih harus ditagih."
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada uang muka sebesar Rp8,29 miliar atau 157,3% menjadi Rp13,56 miliar. Peningkatan tersebut terutama terjadi pada pembayaran uang muka supplier di luar negeri terkait pemesanan hotel dan perjalan wisata yang meningkat seiring dengan bertumbuhnya penjualan.
Investasi efek tersedia untuk dijual juga melonjak 252,98% menjadi Rp47,23 miliar sepanjang sembilan bulan ini dibandingkan periode tahun lalu Rp13,38 miliar.
Menurutnya kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan investasi saham pada PT Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk yang diukur pada nilai wajar pada Kuartal III/2012. Namun laba yang belum direalisir diakui sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain dalam akun "keuntungan dari perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual" pada laporan laba rugi.
"Ini semua merupakan siklus bisnis bormal travel agent dan akan berdampak positif pada kinerja keuangan perseroan pada tahun buku berjalan 2012."
(faa)