JAKARTA : PT Tambang Batubara Bukit Asam dan Grup Rajawali akan mewujudkan kepemilikan silang dalam megaproyek infrastruktur batu bara terintegrasi dalam PT Bukit Asam Transpasific Railway (BATR) di Sumatra Selatan.
Direktur Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) Milawarma mengatakan proyek rel kereta api dari Tanjung Enim ke Lampung itu masih dalam proses due dilligence untuk restrukturisasi tambang.
"Saat ini partner kami tengah melakukan due dilligence untuk melakukan restrukturisasi tambang karena nanti ada cross ownership antara PTBA dengan partner di dalam kepemilikan tambang dan infrastruktur," ujarnya hari ini, Selasa (4/9/2012).
Setelah proses due dilligence selesai, PTBA akan memiliki saham mayoritas untuk kepemilikan tambang dan saham minoritas dalam proyek infrastruktur.
Proyek terintegrasi itu terdiri dari pertambangan batu bara dan konstruksi rel kereta api dari Tanjung Enim ke Lampung.
PTBA saat ini memiliki 10% saham di proyek rel BATR, sedangkan 80% dimiliki Rajawali Asia Resources dan sisanya dimiliki China Railway Engineering.
Proyek rel kereta api sepanjang 280 km itu membutuhkan investasi sebesar US$2 miliar dan diperkirakan mulai beroperasi 2016.
Rencana konstruksi pelabuhan dalam proyek itu dimulai pada Juli 2013 dan pembangunan rel pada September 2013. Target jumlah batu bara yang dapat diangkut melalui rel tersebut adalah 25 juta ton yang dicapai secara bertahap hinga tahun keempat setelah beroperasi.
Sementara itu, PTBA mengendalikan 65% saham dan Grup Rajawali memiliki 35% di Bukit Asam Banko, yaitu perusahaan patungan yang menggarap tambang batu bara di Banko Tengah, Sumatra Selatan. (sut)