Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKSI EMITEN: Budi Delta tambah kepemilikan saham di Tunas Baru Lampung

JAKARTA--PT Budi Delta Swakarya secara bertahap terus menaikkan porsi kepemilikan sahamnya pada emiten sawit PT Tunas Baru Lampung Tbk.Berdasarkan catatan Bisnis, perseroan yang tercatat sebagai salah satu pemegang saham pengendali Tunas Lampung itu

JAKARTA--PT Budi Delta Swakarya secara bertahap terus menaikkan porsi kepemilikan sahamnya pada emiten sawit PT Tunas Baru Lampung Tbk.Berdasarkan catatan Bisnis, perseroan yang tercatat sebagai salah satu pemegang saham pengendali Tunas Lampung itu melakukan transaksi pembelian saham sebanyak tiga kali di pasar sekunder yaitu sejak 16 Agustus 2012.Saat itu, perseroan membeli sebanyak 30 juta lembar saham emiten berkode TBLA itu pada harga Rp564,29.Pada 28 Agustus 2012, Budi Delta Swakarya kembali menambah kepemilikan sahamnya di TBLA dengan membeli 45 juta lembar saham pada harga Rp590,22. Lalu sehari setelah itu, perseroan yang berada di bawah kendali Grup Sungai Budi itu kembali membeli sebanyak 25 juta lembar saham TBLA pada harga Rp586,44.Pascatransaksi senilai Rp58,12 miliar tersebut, total saham TBLA yang dimiliki oleh Budi Delta bertambah menjadi 1,36 miliar lembar saham atau setara dengan 27,59% dari total saham TBLA dari sebelumnya 25,06%.Sekretaris Perusahaan Tunas Baru Lampung Hardy mengatakan pembelian saham tersebut dilakukan dari investor publik di pasar sekunder."Tujuan dari transaksi ini adalah untuk meningkatkan persentase kepemilikan sahamnya di perseroan yang mana diharapkan berpotensi memberikan manfaat di masa yang akan datang," katanya dalam keterbukaan informasi, Jum'at, (31/8).Berdasarkan laporan keuangan perseroan, kepemilikan saham Budi Delta Swakarya diTunas Baru Lampung pernah mencapai 29,69% pada 2009, lalu turun menjadi 26,15% pada 2010, dan tinggal 25,06% pada 2011.Selain Budi Delta, saham Tunas Baru Lampung tercatat dimiliki oleh Grup Sungai Budi lainnya yaitu PT Sungai Budi, PT Budi Acid Jaya Tbk, Widarto (Presiden Direktur Perseroan), Santoso Winata (Presiden Komisaris Perseroan), dan Masyarakat.Perseroan kini sedang fokus mengembangkan bisnis gula dengan rencana pengembangan lahan tebu mencapai 15.000-18.000 hektare pada 3-5 tahun ke depan. Dana investasi yang disiapkan pun berkisar Rp375 miliar-Rp540 miliar.Wakil Presiden Direktur Tunas Baru Lampung Sudarmo Tasmin sebelumnya mengatakan pada tahun ini perseroan akan menanam tebu seluas 1.000 hektar untuk persiapan bibit ke depannya. "Dana investasinya sekitar Rp25 juta-Rp30 juta per hektar," katanya.Dia menjelaskan luas kebun tebu yang dimiliki perseroan saat ini adalah 2.000 hektar dan akan ditambah menjadi 15.000-18.000 hektar dalam periode 3-5 tahun ke depan."Kami tidak akan menambah lahan tebu baru [dari akuisisi] tapi dari konversi kebun sawit lama," jelasnya.Kendati perseroan melakukan pengembangan lahan tebu, Sudarmo menyatakan kontribusi penjualan perseroan ke depan masih akan didominasi dari lini kebun kelapa sawit."Kami kembangkan tebu karena pemerintah mau swasembada sementara industri terintegrasinya masih terbatas. Impor gula kita juga 1 juta ton per tahun, ini merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan apalagi di Lampung sangat cocok dengan budidaya tebu," tuturnya.Soal dana investasi, sambungnya, perseroan tengah dalam proses pencarian pinjaman. "Kami sudah dapat pinjaman bilateral yang sudah siap, tinggal signing," ujarnya.Pada tahun ini, Sudarmo menerangkan perseroan mengincar penjualan sebesar Rp4 triliun, naik 7,18% dari Rp3,73 triliun pada tahun lalu. "Kalau kurs stabil, kami perkirakan laba bersih tahun ini sekitar Rp500 miliar dari tahun lalu yang hanya Rp421 miliar," terangnya.Hingga paruh pertama tahun ini, perseroan membukukan penurunan laba bersih 40,94% menjadi Rp185,55 miliar dari Rp314,17 miliar pada semester I 2011. Hal tersebut dipicu oleh penurunan penjualan sebesar 6,89% menjadi Rp1,94 triliun dari Rp2,08 triliun.(faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper