JAKARTA: Pengilang gas PT Surya Esa Perkasa Tbk mencatat penurunan 11,4% pendapatan selama semester pertama 2012 akibat berkurangnya produksi dibandingkan semester pertama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pekan lalu (31/8), perusahaan tersebut mencatatkan pendapatan US$20,4 juta selama paruh pertama tahun ini, turun dibandingkan US$23,1 juta pada periode sama tahun lalu.
Pada saat yang sama, volume produksi liquefied petroleum gas (LPG) dan produk kondensasi merosot 20,5% menjadi 23.400 metric ton, dibandingkan 29.443 metric ton pada semester pertama 2011.
"Penurunan pendapatan dan produksi merupakan akibat dari pekerjaan pengembangan sumur gas pemasok yang membatasi pasokan gas alam ke perusahaan," ujar Corporate Secretary Surya Esa Kanishk Laroya dalam keterbukaan yang dipublikasi bersama laporan keuangan itu.
Menurutnya, pengembangan yang tengah dilakukan itu akan memberikan kepastian pasokan gas di masa depan dan pasokan akan kembali berjalan segara.
Selain itu, pelemahan rupiah sepanjang paruh pertama tahun ini juga memberikan pembengkakan kerugian valuta asing senilai US$1,3 juta dibandingkan kerugian US$400.000 pada periode sama tahun lalu.
Kerugian valas tersebut merupakan faktor utama penyusutan laba perusahaan pengilang gas ini. Pada semester pertama 2012, Surya Esa mencatat laba bersih senilai US$5,9 juta, turun 12% dibandingkan US$6,7 juta pada periode sama 2011.
Perusahaan yang memiliki sebuah fasilitas di Palembang itu mencatat kenaikan 9,5% nilai aset menjadi US$80,93 juta per 30 Juni 2012, dibandingkan US$73,90 juta per 31 Desember 2011.(msb)