JAKARTA -- Perusahaan tambang PT Bumi Resources Tbk diproyeksikan akan mengalami kebangkrutan finansial setelah mencatat kerugian dan kemampuan bayar utang rendah meski manajemen optimis terhadap operasional.Riset yang dikeluarkan Panin Sekuritas Rabu (29/8) mengindikasikan perusahaan batu bara ini akan bangkrut karena performa keuangan yang buruk dan tidak mampu membayar utangnya. Di saat yang sama, manajemen mengatakan operasional baik dengan peningkatan penjualan selama semester pertama tahun ini.Performa keuangan emiten berkode BUMI tersebut tercermin dari kerugian sebesar US$322 juta pada semester pertama tahun ini, membalikkan keuntungan US$232 juta pada periode sama tahun lalu.Berdasarkan riset dari Panin Sekuritas, faktor pertama yang menyebabkan jatuhnya performa perusahaan dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia itu adalah tergerusanya marjin laba."Tergerusnya marjin laba diakibatkan melonjaknya biaya produksi/ton sebesar 9,2% yang tidak diimbangi dengan naiknya harga jual," ujar Fajar Indra, analis Panin Sekuritas dalam riset tersebut.Faktor kedua, lanjutnya, adalah tingginya beban keuangan yang harus dibayar serta kerugian atas transaksi derivatif."Laporan keuangan BUMI mencatat jumlah beban keuangan yang harus dibayar lebih tinggi dari laba usahanya sendiri," jelasnya.Selain itu, perusahaan yang 29,2% sahamnya dipegang oleh Bumi Plc tersebut memperpanjang investasi dana US$231 juta di PT Recapital Asset Management. Menurut Fajar, hal itu menurunkan kemampuan BUMI untuk melakukan refinancing utang yang akan jatuh tempo dalam 2 tahun.Utang BUMI yang masih harus dibayar kepada CIC yang berbasis di China adalah sebesar US$600juta untuk trance kedua dan US$700juta untuk trance berikutnnya.Proyeksi kebangkrutan finansial dihitung berdasarkan sejumlah rasio keuangan semester pertama tahun ini untuk menguji solvabilitas keuangan BUMI.Perusahaan yang diprakarsai oleh keluarga Bakrie ini memiliki konsesi di Kalimantan Timur dengan total cadangan batu bara sebesar 2,8 miliar ton. Cadangan tersebut dimiliki oleh anah usahanya PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia.Performa industri pertambangan batu bara secara umum selama paruh pertama tahun ini mengalami tantangan besar akibat turunnya harga komoditas dan permintaan ekspor yang berkurang.Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menanggapi proyeksi kebangkrutan tersebut sebagai rumor dan optimis terhadap kinerja operasional tahun ini."Pendapatan kami naik hampir 9% dan penjualan naik lebih dari 10% dibandingkan tahun lalu," tuturnya ketika dihubungi Bisnis (29/8).Volume penjualan batubara BUMI semester pertama 2012 mencapai 32,2 metrik ton, naik 10,2% dibandingkan 29,3 metrik ton pada periode sama 2011.Adapun volume produksi batu bara selama paruh pertama tahun ini tidak berbeda jauh dengan volume yang dijual yaitu sebanyak 32,5 metrik ton, naik 8,6% dari 29,9 metrik ton pada periode sama tahun lalu.Meskipun demikian, emiten tambang berkode BUMI ini mencatat penurunan harga rata-rata menjadi US$88,4 per ton pada semester I tahun ini, turun dari US$91,3 per ton pada periode sama tahun lalu.Perusahaan yang terafiliasi dengan Bakrie Group itu menargetkan produksi 75 ton tahun ini, naik 13,6% dibandingkan realisasi tahun lalu.Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia Rabu (29/8), saham berkode BUMI tersebut melanjutkan penurunan 5,26% menjadi Rp720 dan membentuk kapitalisasi pasar sebesar Rp14,95 triliun.(api)
BUMI DIPROYEKSI BANGKRUT: Manajemen masih optimistis
JAKARTA -- Perusahaan tambang PT Bumi Resources Tbk diproyeksikan akan mengalami kebangkrutan finansial setelah mencatat kerugian dan kemampuan bayar utang rendah meski manajemen optimis terhadap operasional.Riset yang dikeluarkan Panin Sekuritas Rabu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Lingga Sukatma Wiangga
Topik
Konten Premium