Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Perusahaan tambang PT Bumi Resources Tbk mencatat kerugian bersih selama semester pertama 2012 akibat kerugian derivatif dan kenaikan beban pendapatan. 
 
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi pada Minggu (26/8/2012), perusahaan tambang batu bara ini mencatat rugi bersih US$334,11 juta selama 6 bulan pertama tahun ini. Angka tersebut membalikkan keadaan dari laba bersih US$278,58 juta pada periode sama tahun lalu. 
 
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan penurunan besar dalam penghasilan bersih diakibatkan oleh sejumlah kebijakan akuntansi yang menghapus laba sebelumnya menjadi kerugian. 
 
"Hal itu termasuk kenaikan stripping ratio menjadi 11, perubahan keuntungan derivatif menjadi kerugian karena pelemahan harga saham, serta kerugian pengembalian pajak pemerintah karena pelemahan rupiah," ujarnya dalam pesan singkat pada Minggu (26/8/2012). 
 
Dalam laporan tengah tahunnya, perusahaan mencatat beban pokok pendapatan mencapai US$1,39 miliar, naik 21,9% dari US$1,14 miliar pada periode sama tahun lalu. 
 
Selain itu, terdapat rugi transaksi derivatif senilai US$ 145,828 juta dan rugi selisih kurs US$ 50,27 juta. 
 
"Kami telah memperkirakan dan mengumumkan penyesuaian akuntansi tersebut pada awal 2012," tuturnya. 
 
Selain itu, terdapat rugi pelepasan investasi 30% saham di anak usaha PT Mitratama Perkasa sekitar US$ 26,67 juta. Setelah divestasi tersebut, Bumi Resources tidak memiliki saham di perusahaan tongkang itu. 
 
Meskipun terdapat kerugian, perusahaan berkode BUMI ini membukukan kenaikan pendapatan. Selama paruh pertama 2012, Bumi Resources meraup pendapatan usaha US$1,95 miliar, naik 8,9% dibandingkan US$1,79 miliar pada periode sama tahun lalu. 
 
"Pendapatan kami naik karena kenaikan produksi dan harga yang di atas perkiraan pasar," ujar Dileep. 
 
Seperti yang diberitakan sebelumnya, volume produksi batu bara selama paruh pertama tahun ini tidak berbeda jauh dengan volume yang dijual yaitu sebanyak 32,5 metrik ton, naik 8,6% dari 29,9 metrik ton pada periode sama tahun lalu. 
 
Pemegang saham BUMI adalah Vallar Investment UK Limited dengan porsi 29,8%, sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper