Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Gejolak Timur Tengah Dikhawatirkan Dorong kenaikan harga

NEW YORK: Harga minyak diprediksi naik selama pekan ini karena operasi pengilangan minyak mencapai level tertinggi dan tekanan di Timur Tengah menimbulkan  kekhawatiran pasokan terganggu.Survei Bloomberg menunjukkan 48%, atau 10 orang, dari 21 analis

NEW YORK: Harga minyak diprediksi naik selama pekan ini karena operasi pengilangan minyak mencapai level tertinggi dan tekanan di Timur Tengah menimbulkan  kekhawatiran pasokan terganggu.Survei Bloomberg menunjukkan 48%, atau 10 orang, dari 21 analis memperkirakan harga minyak akan terus menanjak hingga 17 Agustus. Delapan orang, atau 38%, memprediksi harga minyak akan turun dan sisanya mengatakan tidak banyak perubahan. Pekan lalu, 39% analis memprediksi harga naik dan 39% memperkirakan harga turun.Menurut Departemen Energi AS, tingkat utilisasi pengilangan minyak naik menjadi 92,6% pada pekan yang berakhir 3 Agustus, mendekati level 93% pada 20 Juli.Sementara itu, Mantan Perdana Menteri Suriah Riad Hijab, yang membelot dari pemerintah, datang ke Yordania pada 8 Agustus setelah pemberontak mengatakan pasukan pemerintah mulai melakukan penyerangan terhadap wilayah kunci Aleppo. “Harga minyak mentah akan naik pekan depan karena permintaan kuat yang terus datang dari pengilangan AS dan impor yang berkurang. Situasi di Suriah terus menegang dan implikasi wilayah itu akan meningkatkan premium geopolitik,” ujar John Killduff, konsultan Again Capital LLC di New York yang berfokus pada energi, akhir pekan lalu (11/8).Tingkat utilisasi pengilangan minyak masih tetap di atas 91% selama lebih dari 2 bulan padahal tahun lalu hanya mencapai 90%. Impor minyak AS naik 2,6% pada pekan yang berakhir 3 Agustus setelah turun 13% menjadi 8,41 juta barel per hari di pekan sebelumnya, level terendah sejak 16 Maret.Menurut Statistik BP Plc pada Juni, Timur Tengah berkontribusi terhadap 33% produksi minyak global tahun lalu dan memiliki 79% cadangan terbukti.Harga minyak untuk pengiriman September naik 1,6% menjadi US$92,87 per barel di bursa New York Mercantile Exchange selama pekan lalu. Harga sudah menanjak 20% dari level terendah 2012 pada US$77,69 per barel.Survei harga minyak telah benar memprediksi 49% kontrak berjangka sejak dimulai pada April 2004.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper