JAKARTA : Mata uang Asia menguat pekan ini dipimpin oleh rupee India seiring dengan peningkatan dana asing di pasar saham emerging market di tengah spekulasi bank sentral global akan melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan.Menurut data resmi yang dipublikasi Jumat (10/8), pertumbuhan ekspor China melambat jadi 1% pada Juli, sementara survei ekonom Bloomberg memprediksi kenaikan 11,3%. Inflasi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mencapai 1,8% pada Juli, angka paling kecil dalam 30 bulan.Di saat yang sama, Jerman mendukung rencana Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi untuk melakukan program pembelian obligasi demi mengatasi krisis utang wilayah Eropa.“Mata uang Asia terus menguat terhadap dolar AS, memberikan peluang lebih tinggi bahwa Federal Reserve dan ECB akan memenuhi harapan dalam pelonggaran moneter lanjutan. Perlambatan inflasi jelas menambah spekulasi pelonggaran di China,” ujar Sacha Tihanyi, senior analis valas Scotiabank di Hong Kong.Menurut data yang dikompilasi Bloomberg, rupee menguat 0,7% pekan ini menjadi 55,395 per dolar AS pada pukul 9:21 di Mumbai. Nilai tukar won Korea Selatan naik 0,5% sejak 3 Agustus menjadi 1.128,88 per dolar AS. Ringgit Malaysia juga menguat 0,6% menjadi 3,1085 per dolar AS dan baht Thailand naik 0,2% menjadi 31,49 per dolar AS. Yuan China terapresiasi 0,11% menjadi 6,3656 per dolar AS.Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar menyentuh 115,73 pada Kamis (9/8), level tertinggi sejak 15 Mei. Indeks acuan tersebut sudah kehilangan 0,1% pada pekan ini. Data bursa menunjukkan investor asing membeli US$4 miliar saham di Korea Selatan, Taiwan, Thailand dan Indonesia selama 4 hari pekan ini.Morgan Stanley yang mengutip EPFR Global mengatakan dana asing yang masuk ke emerging market mencapai US$720 selama pekan yang berakhir 9 Agustus.Rupee mencatat kenaikan sepekan terbesar dalam 6 pekan di tengah spekulasi menteri keuangan baru India akan mengumumkan kebijakan guna mengurangi defisit anggaran dan menarik investasi. Palaniappan Chidambaram, dalam pidato setelah diangkat menjadi menteri pada 6 Agustus, mengatakan akan mengungkapkan langkah untuk konsolidasi fiskal dan memperjelas aturan pajak.Menteri Divestasi India Mohammad Haleem Khan mengatakan pemerintah akan melakukan program penjualan aset bulan depan untuk mendorong pendapatan. India berencana memangkas defisit anggaran menjadi 5,1% produk domestik bruto (PDB), dari 5,8% pada tahun lalu.Di saat yang sama, ringgit akan mencatat penguatan sepekan yang kedua setelah data perdagangan pada 8 Agustus mendorong optimisme ekonomi Malaysia akan bertahan dalam perlambatan global .Data tersebut menunjukkan ekspor Malaysia naik 5,4% pada Juni dibandingkan periode sama tahun lalu, melampaui perkiraan ekonom dengan pertumbuhan 3,1%. Data pemerintah mencatat produksi pabrik naik 3,7% selama Juni, kenaikan selama 11 bulan berturut-turut.“Data Malaysia secara umum positif dan dapat mendorong pertumbuhan PDB dengan kuat. Kita melihat dana asing masuk kembali ke Asia, dengan prospek stimulus segar dari ekonomi maju,” ujar Jonathan Cavenagh, analis Westpac Banking Corp di Singapura.Sementara itu, dolar Taiwan menguat 0,2% menjadi NT$29,944 per dolar AS. Rupiah dan peso Filipina melemah 0,1% menjadi masing-masing 9.480 per dolar AS dan 41,890 per dolar AS. Dong Vietnam sedikit berubah pada 20.855 per dolar AS.(bas)(Foto:travelindiasmart.com)
MATA UANG ASIA: Rupee India Pimpinan Penguatan
JAKARTA : Mata uang Asia menguat pekan ini dipimpin oleh rupee India seiring dengan peningkatan dana asing di pasar saham emerging market di tengah spekulasi bank sentral global akan melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan.Menurut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Aang Ananda Suherman
Topik
Konten Premium