Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUPIAH MELEMAH: Krisis Eropa Tekan Daya Tarik Emerging Market

JAKARTA :  Rupiah melemah selama 2 hari berturut-turut akibat kekhawatiran krisis utang Eropa memburuk,  sehingga mengurangi daya tarik aset emerging market,  termasuk mata uang Indonesia.Berdasarkan harga yang dikompilasi dari bank lokal

JAKARTA :  Rupiah melemah selama 2 hari berturut-turut akibat kekhawatiran krisis utang Eropa memburuk,  sehingga mengurangi daya tarik aset emerging market,  termasuk mata uang Indonesia.Berdasarkan harga yang dikompilasi dari bank lokal oleh Bloomberg, rupiah melemah 0,2% menjadi 9.485 per dolar AS pada pukul 15:39 waktu Jakarta. Mata uang ini sempat menyentuh 9.496 per dolar AS, level terlemah sejak 27 Juli. Rupiah telah melemah 4,4% sepanjang tahun ini.Meskipun demikian, volatilitas sebulan rupiah, yang mengukur pergerakan mata uang terhadap opsi harga, masih tetap di 7,5%. Kurs Bank Indonesia juga mencatat rupiah melemah ke 9.475 per dolar AS pada Rabu (8/8), dibandingkan 9.472 per dolar AS pada hari sebelumnya.Standard & Poor’s mengatakan pada Selasa (7/8) akan menurunkan peringkat utang Yunani bila negara Eropa itu tidak mampu mendapatkan paket bantuan selanjutnya. Sementara itu, data Kementrian Perdagangan menunjukkan ekspor Indonesia menyusut 16,4% pada Juni dibandingkan periode sama tahun lalu, penurunan terbesar sejak 2009.Harga surat utang negara sedikit berubah sebelum Bank Indonesia mengadakan rapat pada Kamis (9/8). Survei Bloomberg menunjukkan 25 dari 26 ekonom memprediksi bank sentral akan menahan suku bunga pada 5,75%. “Sentimen global memberatkan rupiah. Suku bunga akan ditahan sesuai dengan perkiraan. Pemangkasan dapat dilakukan, tetapi cenderung untuk tidak diambil karena rupiah yang rapuh,” ujar Putu Andi Wijaya, diler valuta asing PT Bank Rakyat Indonesia di Jakarta.Berdasarkan Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun), imbal hasil surat utang negara yang jatuh tempo Mei 2022 sedikit berubah pada 5,73%, level tertinggi sejak 30 Juli.  (if) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper