JAKARTA: Penguatan harga obligasi negara yang terjadi pada Senin hanya bertahan sesaat karena harga-harga obligasi kembali terkoreksi pada perdagangan kemarin.
Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing mengatakan penurunan harga surat utang negara (SUN) dipicu oleh kecemasan pelaku pasar terkait kondisi pasar global yang belum mereda.
"Pelaku pasar masih khawatir bahwa bank sentral Eropa dan The Fed tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi saat ini," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (8/8).
Dia menjelaskan harga-harga SUN seri benchmark terkoreksi dalam rentang 1,2 bps-46,8 bps yang mana koreksi terbesar dialami oleh seri-seri terpanjang seperti FR0061, FR0059, dan FR0058. "Koreksi di seri-seri tenor terpanjang menandakan kecemasan pelaku pasar terkait kondisi pasar global tampaknya belum mereda," jelasnya.
Tumpal melanjutkan kecemasan terkait kondisi pasar global juga berimbas pada lelang sukuk negara yang diadakan kemarin.
Dari lima seri sukuk yang ditawarkan, pemerintah hanya memenangkan dua seri yaitu adalah PBS001 (reopening), yang dimenangkan dengan yield rata-rata tertimbang 5,65% senilai Rp40 milliar dan PBS004 (reopening) dengan yield 6,71% senilai Rp500 miliar.
"Penawaran yang masuk mencapai Rp1,93triliun," tambahnya. (faa)