JAKARTA: Data pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2012 yang mencapai 6,4% telah mendorong penguatan harga surat utang negara di semua tenor.
Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing melaporkan pasar obligasi domestik kembali bergerak bullish pada perdagangan kemarin yang tercermin dari tertekannya kurva IBPA-Indonesia Government Securities Yield Curve di semua tenor.
"Optimisme pelaku pasar kembali muncul setelah sempat menghilang akibat kekecewaan terhadap keputusan The Fed dan ECB," katanya dalam keterangan resmi hari ini, Selasa (7/8/2012).
Dia menerangkan penurunan kurva yield tersebut dipimpin oleh tenor pendek dan menengah dengan penurunan –3,0 bps dan –3,6 bps. Sementara itu, penurunan pada tenor panjang hanya tipis yakni –1,4 bps.
Tertekan turunnya kurva yield tersebut, terangnya, berdampak pada penguatan harga SUN seri benchmark setelah sempat terkena koreksi pada akhir pekan kemarin.
"Semua seri tampak menguat dalam rentang 5-41 bps yang mana penguatan terbesar terjadi pada seri FR0061 sebesar +41,1 bps dari level 109,6575 ke level 110,0680," terangnya.
Tumpal melanjutkan imbas penguatan harga SUN juga turut mengangkat kembali indeks harga SUN dan indeks total return.
"Indeks harga SUN pada penutupan kemarin mengalami penguatan +0,1591 poin atau setara dengan +0,12% dari level 132,6985 ke level 132,8576 sementara indeks total return menguat +0,3310 poin atau setara dengan +0,18% dari level 185,2225 ke level 185,5535," tuturnya.
Meski didominasi penguatan harga, tambahnya, volume perdagangan kembali tercatat menurun yaitu sebesar –29,9% dari Rp4,3 triliun menjadi Rp3,0 triliun sedangkan total frekuensi perdagangannya tercatat turun –6,7% dari 345 transaksi menjadi 322 transaksi.
"Trend penurunan volume perdagangan sudah terjadi sejak awal bulan ini," ujarnya.
Selain sentimen dalam negeri, Tumpal melihat penguatan harga SUN juga didorong oleh adanya kemajuan yang signifikan pada rencana pemberian utang Yunani yang mana salah satu indikasinya adalah Yunani dapat menghemat anggaran sebesar US$3,7 miliar pada 2012. (sut)