Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUN BERTENOR PANJANG: Penurunan Yield Terus Berlanjut

 

 

JAKARTA: Tren penurunan yield surat utang negara tenor panjang kembali berlanjut di tengah dominannya sentimen negatif dari pasar global. 
 
Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing melaporkan kurva yield surat utang negara (SUN) tenor panjang mulai kembali menurun setelah pada perdagangan awal pekan ini bergerak naik. 
 
"Penurunan rata-rata yield tenor panjang tercatat sebesar 0,43 basis poin sementara kenaikan masih tercatat pada tenor pendek dan menengah dengan kenaikan rata-rata 0,01 basis poin an 1,4 basis poin," katanya dalam laporan hariannya Rabu (25/7/2012).
 
Menurutnya, koreksi yang terjadi di pasar obligasi domestik pada Senin lalu hanya merupakan aksi profit taking dari investor. 
 
Seiring dengan penurunan yield tenor panjang itu, sambung Tumpal, mendorong kenaikan harga SUN seri benchmark setelah sempat terkoreksi cukup dalam pada hari sebelumnya. 
 
"Kenaikan tampak terlihat pada seri FR0061 dan FR0058 yang naik 10 basis poin-25 basis poin," katanya. 
 
Sementara itu, dua seri lainnya yaitu FR0060 dan FR0059 masih tertekan turun 6 basis poin-19 basis poin. 
 
Adapun indeks harga bersih kembali tertekan turun –0,02% atau setara dengan –0,0208 poin dari level 132,2641 ke level 132,2433. Namun sebaliknya, indeks total return justru mengalami kenaikan tipis +0,0090 poin dari level 184,2128 ke level 184,2218. 
 
"Pergerakan kedua indeks yang berkebalikan itu mengindikasikan terjadinya aksi profit taking," ujar Tumpal. 
 
Dari sisi perdagangan, terangnya, total volume perdagangan kembali meningkat +26,7% dari Rp6,6 triliun menjadi Rp8,4 triliun. Namun sebaliknya, total frekuensi perdagangan tercatat mengalami penurunan –10,9% dari 662 transaksi menjadi 554 transaksi. 
 
"Penurunan frekuensi tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menunggu sentimen negatif di pasar mereda," jelasnya. 
 
Lebih lanjut Tumpal mengatakan Sentimen negatif masih mewarnai pergerakan pasar kemarin. "Sebelumnya, Spanyol meminta bailout untuk perbankan tapi sekarang Spanyol meminta bailout untuk pemerintahan daerahnya," ujarnya. 
 
Sementara itu dari Amerika Serikat, lanjutnya, industri manufaktur di negeri Paman Sam itu belum menunjukkan adanya kebangkitan. Data purchasing manager index (PMI) bulan ini hanya berada pada level 51,8 lebih rendah dari bulan lalu yang berada pada level 52,5. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper