SINGAPURA: Harga komoditas mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan akibat ekspektasi bank sentral AS, Eropa dan China akan melonggarkan kebijakan moneter demi mendorong pertumbuhan sehingga menaikkan permintaan bahan mentah.Indeks Spot GSCI Standard & Poor menanjak 1% menjadi 603,31, level intraday tertinggi sejak 31 Mei dan sempat menyentuh 601,35 pada pukul 15:47 di Singapura. Minyak mentah membalikkan penurunan dengan menguat 1,1% sedangkan tembaga bereli mencapai harga tertinggi sejak 22 Mei.Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan memangkas suku bunga pekan ini untuk membantu mengatasi krisis utang, sedangkan surat kabar pemerintah China mengatakan saat yang tepat untuk menurunkan rasio cadangan wajib minimum (reserve requirement) bagi bank-bank besar.Sementara itu, laporan menunjukkan manufaktur AS selama Juni menyusut di luar perkiraan untuk pertama kali sejak ekonomi tengah bangkit dari resesi 3 tahun lalu. BNP Paribas SA mengatakan angka pekerja yang turun pekan ini dapat mendorong Federal Reserve untuk mengawali strimulus segar baru. “Menurut saya, angka yang buruk adalah hal yang baik bagi pasar karena kita percaya akan ada sejumlah tindakan stimulus,” ujar Carl Larry, Direktur Utama Oil Outlooks & Opinions LLC di New York, seperti dikutip Bloomberg Selasa (3/7/2012).Reli pada indeks komoditas melampaui penguatan 0,3% yang terjadi pada indeks saham global MSCI All-Country World Index dan memangkas penurunan menjadi hanya 6,8% tahun ini. Harga bahan mentah mulai dari minyak hingga tembaga melonjak 92% ketika the Fed melakukan stimulus ekonomi dengan membeli obligasi senilai US$2,3 triliun dalam dua tahap mulai Desember 2008 hingga Juni 2011.Harga minyak untuk pengiriman Agustus naik 0,7% menjadi US$84,36 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Harga kontrak tembaga 3 bulan naik 2,5% menjadi US$7.815 per metrik ton di bursa London Metal Exchange, level tertinggi sejak 22 Mei. (arh)
HARGA KOMODITAS: Aksi moneter AS, Eropa & China angkat indeks
SINGAPURA: Harga komoditas mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan akibat ekspektasi bank sentral AS, Eropa dan China akan melonggarkan kebijakan moneter demi mendorong pertumbuhan sehingga menaikkan permintaan bahan mentah.Indeks Spot GSCI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Annisa Lestari Ciptaningtyas
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Menakar Nasib Pemilik 24,65% Saham Publik Waskita (WSKT)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Menakar Nasib Pemilik 24,65% Saham Publik Waskita (WSKT)
1 hari yang lalu
Tugu Insurance Cetak Laba Rp552 Miliar Jelang HUT ke-43
3 jam yang lalu