Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA KOMODITAS: Harga turun tersulut prediksi Ekonomi AS yang Melambat

 

 

 
 
 
JAKARTA—Harga komoditas turun ke level terendah dalam hampir 19 bulan setelah Federal Reserve menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS dan berjanji memperpanjang program stimulus. Data manufaktur China menunjukkan perlambatan ekonomi selama 8 bulan
 
Indeks GSCI Spot Standard & Poor yang mencatat harga 24 komoditas turun 1,1% menjadi 569,23 pada Kamis (21/6), level terendah sejak November 2010, dan sempat menyentuh 570,47 pada pukul 13:34 waktu Singapura. 
 
Selain itu, harga minyak mentah turun ke titik terendah dalam 8 bulan. 
 
Pejabat The Fed memangkas perkiraan pertumbuhan di negara dengan ekonomi terbesar itu menjadi antara 1,9%-2,4% dari 2,4%-2,9%, dan memperpanjang program penggantian obligasi jangka pendek dengan utang jangka panjang senilai US$267 miliar hingga akhir tahun ini untuk menurunkan biaya pinjaman dan mendorong ekonomi. Bank sentral AS mengatakan kesiapannyan untuk menambil tindakan lebih lanjut. 
 
“Hal itu sedikit mengecewakan. Pelaku pasar kecewa karena pelonggaran kuantitatif tidak dibahas kembali,” ujar Alexandra Knight, analis komoditas di National Bank of Australia seperti dikutip Bloomberg Kamis hari ini (21/6/2012)
 
Indeks GSCI yang merupakan acuan harga komoditas bereli 92% ketika the Fed membeli US$2,3 triliun obligasi dalam dua tahap pelonggaran kuantitatif selama periode Desember 2008 hingga Juni 2011. 
 
Manufaktur China, yang merupakan pengguna energi dan logam  terbesar, diperkirakan menyusut selama delapan bulan hingga Juni. Hal itu didapat dari prediksi indeks pembelian yang dirilis HSBC Holdings Plc and Markit Economics sebesar 48,1 pada Juni, turun dibandingkan 48,4 pada Mei. Nilai di atas 50 menunjukkan ekspansi. 
 
Departemen Energi AS mengungkapkan harga kontrak minyak mentah juga turun setelah stok meningkat di luar perkiraan sebesar 2,9 juta barel pekan lalu menjadi 387 juta barel, level tertinggi sejak Juli 1990. 
 
Kontrak minyak untuk pengiriman Agustus turun ke level US$80,11 per barel, harga terendah untuk kontrak berjangka sejak Oktober yang tercatat melalui perdagangan secara elektronik di New York Mercantile Exchange. 
 
Harga jagung untuk pengiriman Desember  juga merosot 2,3% menjadi US%5,5375 per bushel di Chicago Board of Trade. Harga tembaga untuk pengiriman 3 bulan turun 1,5% menjadi US$7.430 per metrik ton di London Metal Exchange. (sut)
 
 
 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper