Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS FINANSIAL: Skema hedging bisa tenangkan investor

JAKARTA – Menghadapi keadaan pasar global yang tidak pasti terutama masalah krisis di Eropa saat ini, investor saham perlu berhati-hati dalam menempatkan aset selain mencari pilihan untuk berlindung.Ekonom Eduardus Tandelilin dari Universitas Gadjah

JAKARTA – Menghadapi keadaan pasar global yang tidak pasti terutama masalah krisis di Eropa saat ini, investor saham perlu berhati-hati dalam menempatkan aset selain mencari pilihan untuk berlindung.Ekonom Eduardus Tandelilin dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengatakan bahwa pihaknya kini tengah mengadakan studi terkait dampak krisis Eropa saat ini terhadap indeks harga saham gabungan.“Kita memilih saham tidak hanya berdasarkan kriteria fundamental dan tehnikal, tetapi juga good corporate governance,” ujarnya hari ini (13/6) ketika ditemui Bisnis di Jakarta.Tata kelola perusahaan (good corporate governance) termasuk etika berbisnis dan masalah kepedulian terhadap lingkungan.Eduardus, yang juga merupakan peneliti untuk Indeks Bisnis-27, mengatakan tiga kriteria tersebut bisa bertahan saat terjadi pergolakan kecil dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).Akan tetapi bila terjadi pergerakan besar dalam pasar, mayoritas saham di Indonesia pasti akan ikut bergerak terlepas kondisi spesifik dari perusahaan.“Dalam teori  portfolio, market condition disebut dengan dampak risiko pasar,” jelasnya.  Kondisi pasar tersebut tidak dapat dihilangkan terlepas dari jenis portfolio yang beragam.Namun, tambahnya, ada satu cara perlindungan dari dampak risiko pasar tersebut yaitu dengan put option atau hedging. Put option, jelasnya, merupakan produk derivatif yang nantinya bisa dipakai untuk melindungi (hedge) dari risiko pasar.“Sehingga bila pasar mengalami penurunan secara keseluruhan kita dapat mengurangi kerugian dengan mengambil posisi pada misalnya membeli put option,” ujarnya di Jakarta ketika ditemui Bisnis hari ini (13/06).Put option, yang pernah diberlakukan di Indonesia pada 2010, saat ini tidak lagi berjalan karena kurang likuid.“Studi di Amerika menunjukkan pasar opsi ini punya dampak terhadap pasar saham sehingga saling mempengaruhi,” ujar Eduardus.Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini juga tengah membahas peraturan terkait put option yang dulu pernah diberlakukan.Hari Kepala Divisi Pengembangan Usaha BEI mengatakan batasan pergerakan maksimal 10% yang ada dalam peraturan terkait put option dianggap belum menarik bagi investor. Peraturan yang lama membatasi pergerakan saham yang lebih dari 10% dengan cara disuspen secara langsung.“Saat ini kami sedang mempersiapkan peraturan. Dulu memang pernah ada tapi liquiditasnya rendah karena ada batasan 10%. Sekarang sedang diajukan ke Bapepam untuk diubah,” katanya.Regulator juga saat ini tengah mengembangkan pasar opsi ini supaya lebih menarik.Performa Bisnis 27Indeks Bisnis 27 yang dikeluarkan oleh Harian Bisnis Indonesia dinilai masih punya performance yang bagus di antara indeks acuan lain karena tiga kriteria besar.Meski hanya mencatat 27, dari 443 saham yang diperdagangan di Bursa Efek Indonesia, Indeks Bisnis 27 memiliki kapitalisasi pasar mendekati 55% kapitalisasi IHSG.Indeks yang diperbarui setiap 6 bulan sekali ini memang mendominasi karena memang kapitalisasinya sudah melebihi separuh dari pasar.“Tetapi bila ada kondisi spesial, kami bisa memperbarui sebelum 6 bulan,” ujarnya. (Faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper