Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBAYARAN OBLIGASI: Utang pokok Arpeni menyusut

JAKARTA: Jumlah utang pokok obligasi PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk menyusut pascapembelian kembali obligasi perseroan.Berdasarkan pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hari ini, jumlah utang pokok obligasi APOL II 2008 seri A menyusut

JAKARTA: Jumlah utang pokok obligasi PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk menyusut pascapembelian kembali obligasi perseroan.Berdasarkan pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hari ini, jumlah utang pokok obligasi APOL II 2008 seri A menyusut menjadi Rp275 miliar dari sebelumnya Rp276 miliar. Sementara itu, jumlah pokok obligasi APOL II 2008 seri B turun menjadi Rp321,5 miliar dari sebelumnya Rp324 miliar.Adapun saldo nominal MTN Syariah Ijarah II 2008 yang diterbitkan perseroan tidak mengalami perubahan yaitu Rp150 miliar.Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan Arpeni Ronald Nangoi mengatakan pembayaran pembelian kembali (buyback) atas sebagian utang pokok obligasi tersebut telah dilakukan pada 30 Januari.Dia menerangkan pelaksanaan pembayaran buyback tersebut dilaksanakan dengan dana yang diperoleh dari penerbitan 5,67 miliar saham seri B baru pada 27 Januari 2012 dengan harga penerbitan Rp120 per saham kepada PT Mandiri Sanni Pratama."Saham tersebut dikenakan lock up selama 1 bulan terhitung sejak tanggal penerbitannya," katanya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, 2 Februari 2012.Secara bersamaan perseroan juga menerbitkan 868,65 juta waran seri I pada 30 Januari kepada pemegang 8,75% USD Guaranteed Secured Notes yang tidak berhasil atau tidak mengikuti program buyback dan yang telah mengikuti program restrukturisasi."Waran tersebut dapat dilaksanakan 6 bulan setelah diterbitkan sampai dengan 1 tahun setelah tanggal angsuran pokok terakhir," ujarnya.Perseroan yang dikendalikan oleh bungsu lelaki keluarga Surya, Oentoro Surya, itu telah menetapkan untuk melakukan buyback sejumlah utang pokok senilai US$67,9 juta melalui reverse dutch auction (RDA) atau penawaran pembelian kembali dengan memerhatikan harga penawaran maksimum 25% dari utang pokok yang ditawarkan untuk di buyback.Dari sejumlah utang pokok US$67,9 juta tersebut terdiri dari kreditur-kreditur a.l. pemegang 8,75% USD Guaranteed Secured Notes, pemberi pinjaman modal kerja, derivative couterprarties tanpa jaminan, dan pemegang obligasi APOL II 2008 dalam mata uang rupiah.Direktur Utama Arpeni Oentoro Surya sebelumnya mengatakan penerbitan waran merupakan salah satu skema penyelesaian utang sesuai dengan keputusan dari Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan ketentuan dalam Chapter 15.“Arpeni sudah menyelesaikan restrukturisasi utang baik obligasi rupiah, dolar, utang bank, dan utang MTN,” katanya belum lama ini.Waran secara sederhana berarti surat berharga yang memberi hak kepada pemiliknya untuk membeli suatu saham di masa mendatang pada harga yang sudah ditetapkan di muka. Perusahaan juga menentukan tanggal jatuh tempo yang menjadi tanggal pelaksanaan hak membeli saham yang melekat pada waran.Data KSEI juga mencatat Arpeni telah membayar bunga Obligasi II 2008 seri A senilai Rp4,86 miliar dan Rp5,68 miliar bunga Obligasi II 2008 seri B pada 31 Januari 2012.Arpeni juga telah membayar angsuran fee atas MTN Syariah Ijarah APOL II 2008 sebesar Rp3,76 miliar dan restrukturisasi fee Rp750 juta pada pada 31 Januari 2012. Pembayaran ini merupakan salah upaya restrukturisasi hutang perseroan selain buyback, reschedule 10 tahun, dan waran. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper