Ingin tahu bagaimana cara mudah memproyeksikan harga emas dalam jangka menengah dan jangka panjang? Ternyata tidaklah terlampau rumit. Coba simak riset Standard Chartered Bank berikut.
Menurut riset Stanchart itu, harga emas akan melampaui US$2000 per troy ounce tahun ini. Acuannya kurang lebih begini: Tengoklah pertumbuhan ekonomi China dan India (mungkin juga Indonesia).
Stanchart menemukan, dalam dua tiga dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi China dan India terus melonjak, diiringi tentu oleh pendapatan perkapita dua negara itu, yang berbanding lurus dengan kenaikan harga emas selama periode tersebut. Penjelasannya, dengan kenaikan pendapatan perkapita, permintaan (demand) emas dari kedua negara itu terus meningkat, yang mendorong kenaikan harga emas. Sederhana, bukan?
Mengapa menengok China dan India? Dua negara itu adalah pembeli terbesar emas. China memiliki stok emas 1.045 ton tahun lalu, dan India 558 ton, menjadi tiga negara dengan penguasaan emas terbesar selain Jepang (765 ton). Namun Jepang tidak menjadi acuan karena pertumbuhan ekonominya rendah.
Maka, cermati terus kinerja perekonomian China dan India, agar bisa memproyeksikan harga emas. Jika merujuk proyeksi banyak ahli bahwa India dan China akan terus tumbuh, maka harga emas diperkirakan juga akan terus naik alias bullish, di atas US$2.000 per troy ounce.